Kamis, 07 Juli 2011

Titian Serambut Dibelah Tujuh (1)

Sewaktu masih duduk di sekolah dasar, aku yang suka membaca paling sering meminjam buku dari perpustakaan sekolah. Rasanya hampir seluruh buku yang dimiliki perpustakaan sudah pernah kubaca semua......hmm... kan perpustakaannya kecil saja, dan hanya ada satu lemari kecil, itupun yang terisi buku cuma di rak bagian atasnya thok...hehehe.

Aku pernah meminjam buku komik, isinya gambar tentang surga neraka. Memang penulisnya bilang bahwa yang dia gambarkan bukanlah kenyataan yang sesungguhnya, itu hanya untuk mempermudah penyampaian saja. Tapi sungguh, komik itu telah berhasil membuat Indah kecil takut dan rajin shalat.

Di dalam komik itu ada gambar yang hingga sekarang masih kuingat. Ada sebuah jembatan menggantung di atas kawah api yang menyala-nyala. Di atas jembatan itu ada orang yang berjalan, ada yang menggantung, ada yang merangkak dan ada yang jatuh.  Katanya, jembatan itu berukuran serambut dibelah tujuh, orang yang melewatinya ada yang berjalan secepat cahaya, ada yang 'ngesot', dan banyak yang gagal melewatinya hingga tertelan api yang menyala-nyala.

Aku tak mempermasalahkan boleh tidaknya menggambar sesuatu yang masih ghaib seperti itu, yang jelas komik itu telah memberiku arti yang mendalam hingga detik ini.
Seiring bertambahnya usia, aku mulai mengerti makna "titian serambut dibelah tujuh" yang .
digambarkan secara visual itu.  Di kemudian hari aku memahaminya sebagai makna kiasan, bahwa untuk bisa selamat hingga ke seberang, orang musti berjuang menempuh perjalanan yang rumit dan penuh bahaya, tapi dia harus konsisten berpegang pada tali yang kuat, agar tidak terjatuh lalu menderita selamanya.

Jangan khawatir, anda tak perlu menunggu lama untuk 'menjumpai' titian serambut dibelah tujuh itu, kita tidak musti 'berkunjung' ke akhirat dulu kok. Perjalanan penuh bahaya itu sudah dimulai sejak di dunia ini........ dengan kata lain, di dunia inilah kita menempuh titian menuju ke seberang (akhirat kita).  Mau selamat atau terjatuh di kawah api, sudah bisa dilihat, diprediksi, bahkan dibuktikan sejak di dunia ini....

Baiklah,  aku berikan contohnya.
Komik itu kubaca saat masih duduk di sekolah dasar, lalu saat duduk di sekolah menengah pertama aku mulai menjumpai titian serambut dibelah tujuh dalam hidupku.  Aku sendiri tak tahu, apakah tiap anak usia belasan akan mengalami sepertiku.

Saat itu aku mulai mendapat ujian iman yang berat sekali, tanpa berani aku ceritakan pada siapapun.  Aku mulai menanyakan apakah Tuhan itu ada, apakah Islam itu agama yang benar? Pergolakan batin itu kuderita sendiri selama berbulan-bulan, tanpa tahu sebabnya dan tanpa tahu bagaimana menyelesaikannya.

Untungnya aku suka membaca, di rumahpun tersedia bacaan yang banyak karena ayahku suka membeli buku terutama buku agama.  Aku ingat betul, buku yang mengantarku menuju keimanan yang benar adalah buku "Bibble, Qur'an dan Sains Modern" tulisan seorang mualaf dan ilmuwan Perancis, Dr Maurice Bucaille.  Meski untuk anak seusiaku saat itu cukup kerepotan juga memahami berbagai hal ilmiah yang dijelaskan di buku itu, apalagi bahasanya banyak memakai istilah asing.  Tapi, faham atau tidak, aku merasakan inilah kebenaran dan kuputuskan untuk beriman kepada Allah.

Aku masih ingat, saat aku masih dalam keraguan tentang Islam, di rumah diadakan pengajian.  Para tetangga yang datang dengan wajah berseri mendengarkan ceramah ustadz tentang isra' mi'raj, dan aku begitu iri.... Betapa bahagianya orang yang beriman, kata hatiku saat itu. Diam-diam hatiku bermohon kepada Yang Menciptakan aku, agar aku dimasukkan dalam golongan mereka.

Itu adalah sepenggal cerita tentang jumpa pertamaku dengan 'titian serambut dibelah tujuh'. Jumpa pertama tapi tidak yang terakhir, karena ternyata masih banyak titian yang musti ditempuh sepanjang perjalanan hidup ini.

Berangkat dari pengalaman masa kecilku itu, aku jadi amat peduli pada keimanan anak-anakku.  Doa agar mereka menjadi orang yang beriman dengan benar, mencintai dan dicintai Allah, rasulNya dan Al Qur'an adalah doa yang wajib buatku.  Aku beli banyak seri video Harun Yahya yang bisa mengantarkan kita akan keimanan dan bukti-bukti kebenaran Islam dan kebesaran Allah. Selain itu aku mencontoh ayahku yang suka membeli buku. Belum lama aku membeli buku Ensiklopedi Mu'jizat Al Qur'an dan Hadist, biarpun harganya jutaan, kubeli saja untuk memperkuat keimanan kami sekeluarga dan agar kami lebih mengenal Al Qur'an. Buku ini bagus sekali, dan banyak gambar yang menarik hingga Insan dan Alni suka sekali membacanya.  Akhirnya aku malah ikutan menjadi sales buku itu, niatnya untuk berdakwah sih, bila tertarik anda bisa menghubungiku, bisa dicicil kok...(promosi demi kebaikan boleh dong?...hehehe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar