"Sini bu, aku bawakan tasnya", katanya padaku..... saat itu kujawab :"Tidak usah". Kupikir, aku kan wanita mandiri (hiiii ....... kadang-kadang banget !!!)
Tapi lelaki itu memaksa dengan lembutnya dan dengan bahasa tubuh yang membuatku tak mampu menolak tawaran manisnya.
Ketika aku shalat, lelaki itu meletakkan tasku di dekatnya, seolah menjaganya penuh sayang.
Saat aku terlihat lelah sementara tugasku belum selesai, dia menawariku kopi, padahal aku tidak suka kopi.
"Biar lebih segar badannya", katanya, akupun menyetujui usulannya. Dia menyeberangi jalan untuk menemukan warung kopi dan dia kembali dengan kedua tangan memegang cangkir berisi kopi panas. Dengan wajah yang selalu tersenyum lembut, dia menyodorkan secangkir padaku.
Saat mendisplay pameran di malam yang gerah dan berdebu, sementara standku masih berantakan, dia bilang :"Ibu duduk saja, biar aku mengerjakan semuanya ". Dan aku seperti anak kecil yang mematuhi ibunya. Aku duduk dengan terkantuk-kantuk, sesekali melihat pekerjaannya.
Foto by : Flower Story
Lelaki itu mengingatkanku pada suamiku, type lelaki yang suka memanjakan wanita. Tapi jangan salah sangka dulu lo ya, dia adalah sahabatku yang menganggapku guru spiritualnya. Aku tahu dia melakukan semua itu untuk menghormatiku.
Allah yang begitu baik memberiku banyak sahabat yang saling melayani. Bukan hanya sahabat, bahkan suami tersayangku tahu kalau aku ini wanita aleman yang suka dimanjakan dengan perhatian-perhatian seperti itu. Dan kurasa semua wanita suka diperhatikan dan dimanja, ya kan?
Suamiku tak malu menenteng tasku agar aku bisa berjalan di sampingnya dengan ringan tanpa dibebani oleh bawaan yang sebenarnya tidak berat.
Bila bepergian dengannya, tugasku hanyalah mengurusi diriku sendiri senyaman mungkin, dia melayaniku dan anak-anak dengan penuh sayang.
Dia tak pernah memintaku memijitinya, bila dia lelah larinya ya ke tukang pijat tunanetra. Malah dia yang suka memijitiku, walau dia juga dalam keadaan lelah.
Suamiku juga tak pernah memaksaku menjadi wanita sempurna, dia hadir seolah untuk membuatku sempurna. Dia tak pernah mencelaku atau mencereweti pekerjaanku sebagai ibu rumah tangga.
Bila rumah berantakan, dia tak pernah berkomentar, bila dia bisa bersihkan ya dibersihkannya saja, tak pernah menyuruh-nyuruhku. Bila aku malas memasak ya kami makan seadanya atau makan di luar, tak pernah dia mempersoalkannya.
Intinya, seorang suami yang ingin istri cantiknya selalu setia, ya ambillah sikap 'melayani', buatlah dia nyaman dan bahagia, semua wanita semandiri apapun pasti luluh hatinya bila diperlakukan bak seorang ratu. Buatlah dia bahagia menurut 'cara wanita', bukan berdasarkan egoisme lelaki.
Ada kan seorang lelaki yang karena takut kehilangan istrinya, dia jadi posesive, dia melarang istrinya bekerja dan bergaul dengan kaum lelaki, bahkan istrinya tidak boleh punya hp apalagi fb an........ Capek deh !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar