Selama pameran di Bandung, ada anak ganteng yang selalu setia mengantar dan menjemputku ke stand pameran, siapa lagi kalau bukan Aden.
Begitulah seperti biasanya, di Senin pagi pada hari ketiga pameran, jam setengah sembilan aku sudah duduk di boncengan anak sayangku itu bertemankan hawa dingin Bandung melintas jalan yang sudah tak seramai hari Minggu kemarin.
Tepat di depan pintu masuk pameran dia menghentikan sepeda motornya.
"Oh, ternyata ini jalan raya to?", aku terheran-heran..... baru nyadar kalau di seberang tempatku pameran adalah gedung sate yang dipisahkan oleh jalan raya dengan lapangan Gasibu.
Selama dua hari pameran, jalan raya ini dipenuhi manusia , ada panggung hiburan dan hiruk pikuk aneka kegiatan lomba, sampai aku tidak tahu kalau ini nih yang namanya gedung sate...... Ealah.
Seperti biasanya juga, tiap berpisah dengan anak-anak, mereka selalu menyalami dan mencium tanganku. Tapi kali ini Aden memberiku kejutan besar, sehabis mencium tanganku dia memanggilku yang sudah meninggalkannya beberapa langkah.
"Ibuk !!", katanya, aku menoleh dan melihatnya melepas helm dengan bahasa tubuh minta dicium. Aku tertawa lalu mencium kedua belah pipinya. Tak tahu apa yang dipikirkan beberapa orang yang menyaksikan adegan itu .......
Adegan yang memberiku kejutan manis di pagi itu, memberi semangat baru ......
Aku memang suka mencium anak-anak, walau sudah segede Aden atau sudah menjadi milik orang seperti Zeli. Rasanya tuh, pipi mereka masih nggemesin kayak bayi ...... hahaha .....
Sering sambil mencium mereka aku bilang ,"Ibuk sayang Aden". Lalu dia jawab, "Aden juga sayang ibuk". Kadang bila jawabannya itu-itu juga, aku akan bilang ,"Coba jawab yang lain". Lalu Aden mengatakan kalimat lain yang membuatku tertawa ...... Tapi sejauh itu, Aden tak pernah minta dicium, baru pada peristiwa di pagi itu .....
Jadi ingat Zeli pernah bilang ,"Buk, ada teman Zeli yang heran lihat Zeli dicium bapak, katanya sih dia gak pernah dicium ayahnya. Mestinya Zeli ya buk yang heran, masak bapak gak pernah nyium anaknya?"
Zeli boleh heran, wong Rasul saja heran bila ada seorang ayah tidak pernah mencium buah hatinya.
Begitulah seperti biasanya, di Senin pagi pada hari ketiga pameran, jam setengah sembilan aku sudah duduk di boncengan anak sayangku itu bertemankan hawa dingin Bandung melintas jalan yang sudah tak seramai hari Minggu kemarin.
Tepat di depan pintu masuk pameran dia menghentikan sepeda motornya.
"Oh, ternyata ini jalan raya to?", aku terheran-heran..... baru nyadar kalau di seberang tempatku pameran adalah gedung sate yang dipisahkan oleh jalan raya dengan lapangan Gasibu.
Selama dua hari pameran, jalan raya ini dipenuhi manusia , ada panggung hiburan dan hiruk pikuk aneka kegiatan lomba, sampai aku tidak tahu kalau ini nih yang namanya gedung sate...... Ealah.
Seperti biasanya juga, tiap berpisah dengan anak-anak, mereka selalu menyalami dan mencium tanganku. Tapi kali ini Aden memberiku kejutan besar, sehabis mencium tanganku dia memanggilku yang sudah meninggalkannya beberapa langkah.
"Ibuk !!", katanya, aku menoleh dan melihatnya melepas helm dengan bahasa tubuh minta dicium. Aku tertawa lalu mencium kedua belah pipinya. Tak tahu apa yang dipikirkan beberapa orang yang menyaksikan adegan itu .......
Adegan yang memberiku kejutan manis di pagi itu, memberi semangat baru ......
Aku memang suka mencium anak-anak, walau sudah segede Aden atau sudah menjadi milik orang seperti Zeli. Rasanya tuh, pipi mereka masih nggemesin kayak bayi ...... hahaha .....
Sering sambil mencium mereka aku bilang ,"Ibuk sayang Aden". Lalu dia jawab, "Aden juga sayang ibuk". Kadang bila jawabannya itu-itu juga, aku akan bilang ,"Coba jawab yang lain". Lalu Aden mengatakan kalimat lain yang membuatku tertawa ...... Tapi sejauh itu, Aden tak pernah minta dicium, baru pada peristiwa di pagi itu .....
Jadi ingat Zeli pernah bilang ,"Buk, ada teman Zeli yang heran lihat Zeli dicium bapak, katanya sih dia gak pernah dicium ayahnya. Mestinya Zeli ya buk yang heran, masak bapak gak pernah nyium anaknya?"
Zeli boleh heran, wong Rasul saja heran bila ada seorang ayah tidak pernah mencium buah hatinya.
Dari Aisyah radliallahu ‘anha, ia berkata,
“Seorang badui datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu berkata, ‘Apakah kalian mencium anak -anak kalian? '
'Demi Allah, kami tidak pernah menciumnya.’
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ’Sungguh aku tidak mampu mencegah jika ternyata Allah telah mencabut sifat kasih sayang dari hatimu.”
(Shahih) – [Bukhari: 78-Kitab Al Adab, 18-Bab Rahmatul Walad Taqbiluhu wa Mu’anaqotuhu. Muslim: 43-Kitab Al Fadha’il, hal. 64]
Dari Abu Hurairah, ia berkata, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mencium Hasan, putra Ali di mana saat itu ada Aqra’ ibnu Habis At Tamimi sedang duduk di samping beliau. Dia lalu berkata, “Saya punya sepuluh orang anak dan tidak pernah satupun dari mereka yang saya cium.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memandangnya dan berkata,
’Siapa yang tidak memiliki sifat kasih sayang, niscaya tidak tidak akan memperoleh rahmat Allah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar