Senin, 28 Februari 2011

Anda isi apa hati anda hari ini?

Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan 2 orang teman lama, asyik berat, seperti sebuah reuni kecil.  Kamipun bercerita tentang teman-teman sekelas kami, sekarang dimana, sudah jadi apa, anak mereka berapa.  Tanpa sadar, kami jadi ngrasani.
" Ndah, kamu tahu si G, dia sekarang sombongnya minta ampun.  Petentang petenteng membangga banggakan kekayaannya, kesana kemari dia bercerita tentang penghasilannya dan istrinya, sombongnya melebihi........".  Akupun berpikir bagaimana cara mengalihkan pembicaraan kami agar tidak terjebak ghibah begini.
" Untung kita pernah bangkrut ya, jadi ga berani sombong ", kataku akhirnya.  Lalu dalam hati aku mendoakan temanku yang sudah terlanjur kudengar aibnya ini.

Esoknya, ketemu saudara yang bercerita tentang ibu Y, dia hampir kena tipu, dan dengan penuh semangat dia cerita betapa mbuletnya orang ini.  Aku sendiri sebenarnya punya piutang juga pada bu Y, tapi  karena dia ga pernah merasa kalau punya hutang dan saking lamanya kejadian itu, jadi lupa berapa nominalnya.
" Dia itu memang wataknya begitu ", kata sudaraku itu.  Saat dia hendak membedah kekurangan ibu Y lagi aku bilang ," Sudah deh, ga usah ngrasani ". Diapun diam.
" Orang seperti itu kita doakan saja ", kataku.
"  Kita diamkan saja, nggak dirasani dan ga didoakan", kata saudaraku itu ngeyel
" Soalnya aku sudah pernah merasakan berhubungan sama dia ", lanjutnya.  Yah, memangnya aku ga pernah merasakan ditipu dia? dan aku tetap mendoakannya.

Begitulah manusia kebanyakan, merasa rugi bila berbuat baik, walau sekedar mendoakan orang yang dhalim, meskipun perbuatan baik itu tidak membutuhkan modal besar, hanya bermodalkan kasih sayang dan ketulusan. Mendoakan saja enggan, apalagi memaafkan.  Tak sempat lagi mengoreksi diri, berapa orang yang telah dia ghibah hari ini?  berapa orang yang mendapat kemarahan, kebencian dan dendam hari ini ?
Padahal kalau dipikir-pikir, dia sendirilah yang rugi, karena telah mengoleksi berbagai penyakit di hatinya, hatinya dipenuhi sejuta daftar kekurangan orang lain, hingga tak tersisa tempat untuk kebaikan. Sementara dirinya amat menginginkan menjadi orang baik.

Untuk memudahkan kita menjadi orang yang lebih baik, kita perlu memberi banyak pengalaman kepada diri sendiri, bahwa melakukan perbuatan baik itu enak, nikmat dan menguntungkan.
Dimulai dari hati dan perasaan kita dulu, kita musti membersihkannya dari berbagai penyakit, seperti marah, iri, dengki, dendam, kecewa dll dll. Tanamkan kepada diri sendiri bahwa yang namanya penyakit pasti tidak enak, walaupun kita tidak bisa melihat fisiknya, sadarilah efeknya akan terasa buat fisik kita.  Setelah menyadari bahwa penyakit hati itu tidak enak dan merugikan diri sendiri, ikhlaskanlah untuk melepasnya, hingga tidak bersisa sedikitpun di hati kita (mohon pertolongan Allah saat melakukannya).
Isilah hati yang sudah bersih itu dengan kasih sayang, pandanglah semua yang berada di hadapan kita dengan rasa sayang yang penuh di hati kita, jangan merasa rugi melakukannya.  Doakanlah dengan tulus setiap hal yang anda jumpai yang memerlukan doa anda tanpa mereka minta.

Di alam ini berlaku hukum kekekalan energi, bahwa energi tidak akan musnah, hanya berubah bentuk.  Energi listrik bisa berubah menjadi energi cahaya, panas, gerak dll.  Begitupun energi kasih sayang yang anda sebarkan.  Diri kita yang cuma satu, alangkah sayangnya bila kita isi dengan kebencian, dendam dan energi negatif lainnya yang akan menyebarkan hal buruk di masyarakat tanpa kita sadari.

Kesukaanku mendoakan orang-orang, walaupun orang yang tidak kukenal, kadang Allah tunjukkkan buahnya di hadapanku.
Pernah seorang teman bersilaturahmi ke rumah, dia dalam keadaan menganggur dan sangat membutuhkan pekerjaan untuk menafkahi keluarganya. Tanpa dia  minta dan tanpa dia ketahui, kumohon pada Allah agar dia segera mendapat pekerjaan yang diinginkannya.  Tak berapa lama, kudengar kabar dari orang lain bahwa dia sudah bekerja.  Aku merasa Allah sedang tunjukkan pada saya kekuatan doa, dan sekaligus membuktikan pada diri sendiri betapa nikmatnya berbuat baik sekecil apapun.
Selain mendoakan orang-orang, kesukaanku juga mendoakan alam.  Saat melihat sawah misalnya, aku doakan panennya berhasil, aku menyatakan terimakasihku padanya atas pemandangan hijau indah yang dia suguhkan di hadapanku.  Saat melihat maatahari, aku syukuri sinarnya, saat melihat langit biru, melihat senja, rembulan, bintang, air mengalir...... Begitu banyak peluang untuk berbuat baik dan membaikkan hati kita.

Bila Allah janjikan bahwa orang yang beriman dan beramal shaleh itu mempunyai kedudukan tinggi di hadapan Allah, tidakkah hati kita tertarik untuk merasakan kedudukan itu? Yang jelas tak bisa dibandingkan nikmatnya dengan kedudukan di dunia ini, bahagia yang luar biasa.... penglihatan batin yang Allah bukakan semakin luas dan tajam..... tak terkatakan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar