Rabu, 28 Maret 2012

Alni dan Langit Terbelah

Minggu lalu Alni masuk RS, nginap 2 hari 2 malam.
Awalnya jam 5 sore dia panas, ayahnya memberikan syrup penurun panas, tapi tidak begitu menolong.  Dia selalu mengeluh pusing dan perutnya sakit.  Jam 7 malam dia muntah-muntah, kucoba memberinya minum sereal untuk mengganti cairan yang keluar, tapi hingga jam 9 malam dia muntah lagi sampai 4 kali.  Kamipun segera membawanya ke RS AU Abdurrahman Saleh , RS paling dekat dari rumah, hanya berjarak 2 km dari butik, kalau dari rumah perumahan bandara ya tak sampai 1 km.

Saat menungguinya berbaring tanpa aktifitas, kusadari bahwa selama ini aku kurang menjalin komunikasi dengannya.  Sakit Alni membawa hikmah tersendiri buatku dan dia.  Aku dan dia jadi punya banyak waktu untuk bersama dan aku semakin menyadari betapa besarnya karunia Allah yang berwujud bidadari cantik ini.

Kamar di ruang anak RS AU ini  penuh gambar lucu-lucu, ada winnie the pooh, lukisan karya anak-anak tentara yang menang lomba, begitupun sprei dan selimutnya juga bergambar anak-anak. Yang kusuka dari  RS ini adalah sepinya, seperti bukan berada di RS.  Selain itu kurasa ini RS paling manusiawi yang pernah kutemui, karena menyediakan tempat tidur buat penunggunya, padahal disini tidak mahal lo, murah bahkan.

Kubacakan surat Al Insyiqaq yang diikuti olehnya, lalu kubaca pula terjemahannya.  Tak kusangka seorang anak seusia Alni, hatinya amat mudah memahami ayat-ayat al qur'an.



"idzaa ssamaau insyaqqath
Apabila langit terbelah ".

"Apa se buk maksudnya langit terbelah itu?"

"Langit kan berlapis tujuh, untuk melindungi bumi dari radiasi angkasa luar.  Lapisan-lapisan langit itu mengandung oksigen dan zat lain yang berguna untuk manusia dan semua makhluk hidup di bumi.  Bila lapisan yang melindungi langit itu sama Allah dicabut, ya matilah semua yang ada di atas bumi ".

"wa-adzinat lirabbihaa wahuqqath
dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh".

"Apa se buk patuh itu?"

"Maksudnya patuh itu ya nurut sama Allah.  Kalau langit disuruh terbelah ya terbelah saja, langit selalu nurut sama Allah, tidak membantah.  Seperti Alni, kan Allah menyuruh anak-anak baik dan nurut sama orang tua, kalau Alni nurut sama ibuk, itu artinya Alni patuh sama Allah ", kataku.

"Alni sayang sama ibuk, cium dong", katanya, akupun memeluk dan menciumnya ....

Saat itulah aku menyadari bahwa tugasku sebagai ibu adalah mendekatkannya pada al qur'an agar dia memahami kasih sayang Allah dan menjalankan al qur'an dengan cinta.  Anak-anak mesti mendapat pengalaman bahwa al qur'an itu mudah dijalankan dan memperindah hidupnya. Tak cukup bagi seorang anak mengaji setiap sore atau sekolah di sekolah islam, pendekatan yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri jauh memberi kesan yang mendalam buatnya.

Kini aku memperbanyak waktuku bersama Alni, selain mengaji bersama, kami juga membaca buku bersama atau mendampinginya menonton televisi, kadang menggambar dan melaktkan aktifitas lain.  Memang melelahkan meladeni anak seusia dia, tapi sekarang inilah waktuku.  Bila dia sudah remaja, dia pasti punya aktifitas yang lebih banyak melibatkan teman dibandingkan orang tuanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar