Persiapan Menikah
"Memangnya untuk menikah harus siap apa saja sih buk?", sebuah pertanyaan yang disusul sebuah pernyataan :" Padahal bila menikah, berpegangan tangan saja bisa menggugurkan dosa-dosa", kata Zeli.
Aku sendiripun tak tahu apa yang dipikirkan orang-orang ketika aku dulu menikah di usia muda, masih kuliah dan masih 20 tahun. Sama seperti pertanyaan yang dilontarkan ke Zeli ;"Memangnya kamu sudah siap menikah?".
Bila yang dipikirkan orang siap secara mental,yang disebut siap mental itu ukurannya apa? Bila yang dipikirkan orang siap secara finansial, maka harus al qur'an dan hadits yang menjawabnya, dan ini nih jawabannya :
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan mengkayakan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas(pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (An Nuur 32)
“Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : .Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b.Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda/ pemudi yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
“Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka” (Al Hadits)
Menurutku, yang namanya siap secara mental itu begini penjelasannya : saat seorang gadis / jejaka merasa tidak bisa menghindari 'runtang runtung' dengan kekasihnya, maka dia sudah 'wajib siap mental' untuk menikah. Gak usah pacaran bertahun-tahun, pacarannya setelah menikah saja... enak kan? Bila sudah merasa mantap ya menikah saja, bila belum mantap ya coba diistiharahi. Bila istiharahnya menunjukkan bahwa dia bukan calon pendamping kita, ya mohon pada Allah untuk diberi kekuatan dan jalan untuk berpisah.
Menata niat di hati itu yang penting, niatkan karena Allah dan mencari ridhaNya dan menjauhi laranganNya.
Setelah niat yang benar, belajarlah tentang hak dan kewajiban suami istri .... yang ini bisa learning by doing kok. Pasti ada salah-salahnya selama berhubungan dengan pasangan dan ini wajar karena namanya dua orang yang amat berbeda, pasti membutuhkan penyesuaian diri. Disini perlunya cinta kasih, memaafkan dan saling memahami untuk merekatkan hubungan, sebuah seni berumah tangga yang asyik.
Jangan sampai terlupakan memohon perlindungan Allah dari syetan yang terkutuk untuk pasangan yang menikah dan anak keturunan mereka. Sebagaimana doa rasulullah untuk putri dan menantunya, Fatimah dan Ali bin Abi Thalib.
(bersambung)
"Memangnya untuk menikah harus siap apa saja sih buk?", sebuah pertanyaan yang disusul sebuah pernyataan :" Padahal bila menikah, berpegangan tangan saja bisa menggugurkan dosa-dosa", kata Zeli.
Aku sendiripun tak tahu apa yang dipikirkan orang-orang ketika aku dulu menikah di usia muda, masih kuliah dan masih 20 tahun. Sama seperti pertanyaan yang dilontarkan ke Zeli ;"Memangnya kamu sudah siap menikah?".
Bila yang dipikirkan orang siap secara mental,yang disebut siap mental itu ukurannya apa? Bila yang dipikirkan orang siap secara finansial, maka harus al qur'an dan hadits yang menjawabnya, dan ini nih jawabannya :
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan mengkayakan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas(pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (An Nuur 32)
“Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : .Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b.Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda/ pemudi yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
“Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka” (Al Hadits)
Menurutku, yang namanya siap secara mental itu begini penjelasannya : saat seorang gadis / jejaka merasa tidak bisa menghindari 'runtang runtung' dengan kekasihnya, maka dia sudah 'wajib siap mental' untuk menikah. Gak usah pacaran bertahun-tahun, pacarannya setelah menikah saja... enak kan? Bila sudah merasa mantap ya menikah saja, bila belum mantap ya coba diistiharahi. Bila istiharahnya menunjukkan bahwa dia bukan calon pendamping kita, ya mohon pada Allah untuk diberi kekuatan dan jalan untuk berpisah.
Menata niat di hati itu yang penting, niatkan karena Allah dan mencari ridhaNya dan menjauhi laranganNya.
Setelah niat yang benar, belajarlah tentang hak dan kewajiban suami istri .... yang ini bisa learning by doing kok. Pasti ada salah-salahnya selama berhubungan dengan pasangan dan ini wajar karena namanya dua orang yang amat berbeda, pasti membutuhkan penyesuaian diri. Disini perlunya cinta kasih, memaafkan dan saling memahami untuk merekatkan hubungan, sebuah seni berumah tangga yang asyik.
Jangan sampai terlupakan memohon perlindungan Allah dari syetan yang terkutuk untuk pasangan yang menikah dan anak keturunan mereka. Sebagaimana doa rasulullah untuk putri dan menantunya, Fatimah dan Ali bin Abi Thalib.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar