Alni gadis kecilku itu paling suka naik sepeda keliling perumahan. Suatu sore dia ngotot mau naik sepeda. Begitu kulihat mendung kelabu menggantung di langit akupun melarangnya, tapi dia nawar.
"Satu kali saja", katanya lucu sambil menunjukkan jari telunjuknya yang kecil.
"Gini aja deh, Alni belikan ibuk susu sachet buat minum Alni nanti malam", kataku mengalah.
Dengan riang gadis kecilku itu memasukkan uang lima ribuan ke dalam tas kecilnya lalu menyelempangkan tas bersiluet matahari tersenyum itu ke bahunya dan meluncurlah dia dengan sepeda mininya ke warung tak jauh dari rumah.
Benarlah dugaanku, tak lama setelah kepergian Alni, air berjatuhan dari langit, deras. Walaupun aku tahu payungku tertinggal di butik, tetap saja kucoba mencari payung dan hasilnya sudah pasti nol. Ingin menjemput Alni, tapi tanpa payung sama saja bo'ong. Aku hanya bisa menatap resah air hujan yang semakin besar-besar, berharap hujan segera reda dan membawa Alni ke pelukanku. Mataku yang gelisah menatap ujung jalan tempat Alni 'menghilang' berbelok ke blok sebelah, jangan-jangan Alni muncul menembus hujan.
Lama gadis kecilku itu tidak muncul-muncul, berarti dia pintar karena mau menunggu hujan reda. Hujan deras itupun berubah menjadi rintik-rintik, saat itulah aku melihatnya diantar seorang bapak dengan payung lebar, tangan kirinya memegangi payung, sedang tangan kanan lelaki itu menuntun sepeda Alni. Sedang Alni tampak berjalan takut-takut di sebelahnya, tangannya menenteng tas kresek hitam kecil. Alhamdulillah, terimakasih ya Allah karena Engkau telah mengirim bapak ini untuk gadisku.
"Untung Alni ada yang nolong buk", katanya begitu masuk rumah,. Kuucapkan terimakasih pada bapak yang telah mengantar gadis kecilku ini.
"Ya, alhamdulillah, Allah sudah nolong Alni", kataku. Dengan bahasa yang sesederhana mungkin kucoba memberi pengertian pada bidadari kecilku itu bahwa Allahlah yang sebenarnya telah menolongnya walaupun pada kenyataannya dia ditolong seorang bapak. Untuk itu hal pertama yang diucapkannya adalah memuji Allah / mengucap hamdallah, baru berterimakasih kepada makhluk.
Seperti sebuah 'rangkaian pelajaran' buatku dan Alni, malamnya saat aku membaca buku berdua dengannya, lha kok 'ketemu' dengan kisah Nabi Zakaria. Diceritakan bahwa Nabi Zakaria dikejar tentara Romawi, lalu dengan ijin Allah beliau bisa bersembunyi dengan masuk ke dalam pohon. Sayangnya Nabi Zakaria khilaf sehingga beliau berterimakasih kepada pohon, seharusnya bersyukur kepada Allah dulu. Menyadari hal ini Sang Nabipun memohon ampun.
Berkaca pada kisah Alni dan kisah Nabi Zakaria ...... akui bahwa manusia sering terlupa bahwa segala sesuatu, baik hal manis atau pahit, dibalik semua itu ada Allah yang merencanakan dan mengijinkan peristiwa itu terjadi. Saat kejadian menyenangkan mendatangi hidup kita, ingatlah bahwa itu adalah pemberianNya, jadi berterimakasihlah kepadaNya. bersyukurlah. Saat kejadian tidak enak menimpa kita, sering sekali kita sibuk menyalahkan orang lain atau sibuk menyalahkan keadaan, lupa bahwa semua itu pemberian Allah. Pemberian Allah pastilah yang terbaik buat kita, jadi bersyukurlah dan bersyukurlah dalam keadaan apa saja sahabat .....
"Satu kali saja", katanya lucu sambil menunjukkan jari telunjuknya yang kecil.
"Gini aja deh, Alni belikan ibuk susu sachet buat minum Alni nanti malam", kataku mengalah.
Dengan riang gadis kecilku itu memasukkan uang lima ribuan ke dalam tas kecilnya lalu menyelempangkan tas bersiluet matahari tersenyum itu ke bahunya dan meluncurlah dia dengan sepeda mininya ke warung tak jauh dari rumah.
Benarlah dugaanku, tak lama setelah kepergian Alni, air berjatuhan dari langit, deras. Walaupun aku tahu payungku tertinggal di butik, tetap saja kucoba mencari payung dan hasilnya sudah pasti nol. Ingin menjemput Alni, tapi tanpa payung sama saja bo'ong. Aku hanya bisa menatap resah air hujan yang semakin besar-besar, berharap hujan segera reda dan membawa Alni ke pelukanku. Mataku yang gelisah menatap ujung jalan tempat Alni 'menghilang' berbelok ke blok sebelah, jangan-jangan Alni muncul menembus hujan.
Lama gadis kecilku itu tidak muncul-muncul, berarti dia pintar karena mau menunggu hujan reda. Hujan deras itupun berubah menjadi rintik-rintik, saat itulah aku melihatnya diantar seorang bapak dengan payung lebar, tangan kirinya memegangi payung, sedang tangan kanan lelaki itu menuntun sepeda Alni. Sedang Alni tampak berjalan takut-takut di sebelahnya, tangannya menenteng tas kresek hitam kecil. Alhamdulillah, terimakasih ya Allah karena Engkau telah mengirim bapak ini untuk gadisku.
"Untung Alni ada yang nolong buk", katanya begitu masuk rumah,. Kuucapkan terimakasih pada bapak yang telah mengantar gadis kecilku ini.
"Ya, alhamdulillah, Allah sudah nolong Alni", kataku. Dengan bahasa yang sesederhana mungkin kucoba memberi pengertian pada bidadari kecilku itu bahwa Allahlah yang sebenarnya telah menolongnya walaupun pada kenyataannya dia ditolong seorang bapak. Untuk itu hal pertama yang diucapkannya adalah memuji Allah / mengucap hamdallah, baru berterimakasih kepada makhluk.
Seperti sebuah 'rangkaian pelajaran' buatku dan Alni, malamnya saat aku membaca buku berdua dengannya, lha kok 'ketemu' dengan kisah Nabi Zakaria. Diceritakan bahwa Nabi Zakaria dikejar tentara Romawi, lalu dengan ijin Allah beliau bisa bersembunyi dengan masuk ke dalam pohon. Sayangnya Nabi Zakaria khilaf sehingga beliau berterimakasih kepada pohon, seharusnya bersyukur kepada Allah dulu. Menyadari hal ini Sang Nabipun memohon ampun.
Berkaca pada kisah Alni dan kisah Nabi Zakaria ...... akui bahwa manusia sering terlupa bahwa segala sesuatu, baik hal manis atau pahit, dibalik semua itu ada Allah yang merencanakan dan mengijinkan peristiwa itu terjadi. Saat kejadian menyenangkan mendatangi hidup kita, ingatlah bahwa itu adalah pemberianNya, jadi berterimakasihlah kepadaNya. bersyukurlah. Saat kejadian tidak enak menimpa kita, sering sekali kita sibuk menyalahkan orang lain atau sibuk menyalahkan keadaan, lupa bahwa semua itu pemberian Allah. Pemberian Allah pastilah yang terbaik buat kita, jadi bersyukurlah dan bersyukurlah dalam keadaan apa saja sahabat .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar