Kisah ini adalah sebuah kisah nyata dari seseorang yang tidak mau disebutkan namanya dan tidak mau disebutkan tempat dan waktunya dan juga tidak mau disebutkan instansi yang terlibat di dalamnya. Tapi kisah ini mungkin banyak yang mengalami dan kita perlu memetik hikmahnya. Dengan seijin beliau, aku ceritakan garis besar kisah yang amat berharga ini.
Sebutlah dia bapak X, seorang pengusaha yang kadang-kadang mengerjakan proyek-proyek dari pemerintah.
Pada suatu saat bapak X amat membutuhkan uang, sebuah kebutuhan yang amat mendesak. Saat sedang kepepet itulah dia mendapat tawaran untuk mengerjakan sebuah proyek A dari sebuah instansi pemerintah yang diwakili oleh bapak Y. Spontan dia menyatakan persetujuannya, dia pikir ini adalah sebuah peluang dari Allah yang merupakan jawaban atas doa-doanya.
Setelah pertemuan dengan bapak Y itulah pak X menjadi ragu dan mikir, sebenarnya ini peluang ataukah ujian? Pak X boleh ragu karena dulu dia pernah mengerjakan proyek pak Y, setelah pekerjaan itu diselesaikannya, dia disodori berkas-berkas yang musti ditandatangani atau SPJ = Surat Pertanggungan Jawab. Saat itulah dia melihat angka-angka yang sangat fantastis !!! mark up yang dilakukan pak Y sangat tidak masuk akal. Menurut pak X sih, pak Y kegedean bathi (untung).
Berdasarkan pengalaman itu dan pengalaman-pengalamannya yang lain, pak X jadi tahu jumlah yang layak yang musti dia tawarkan kepada bapak Y agar uang rakyat itu sampai ke tangan rakyat dengan 'baik dan benar'.
Pak X berdoa begini : " Ya Allah, aku tidak menolak proyek ini, tapi aku mohon agar Engkau menyampaikan aku dan pak Y dalam ridhaMu. Tuntunlah kami berdua dalam menjalankan pekerjaan ini sesuai dengan aturanMu. KeridhaanMu adalah di atas segala-galanya, aku pasrahkan padaMu segala keputusan".
Setelah berdoa seperti itu hatinya menjadi lega, apapun keputusan yang Allah buat untuk dirinya, dia sudah ikhlas, apakah jadi mengerjakan proyek ini ataukah tidak. Bukankah disisi Allah ada banyak sekali pintu-pintu rejeki yang kita manusia tidak mengetahuinya, tugas kita hanyalah mempercayainya.
Pas sekali, setelah pak X melantunkan doanya, dia disms pak Y, menanyakan berapa biaya proyek yang ditawarkannya itu? Dia jawab sesuai dengan perhitungan berdasarkan pengalamannya.
Apakah pak X jadi mengerjakan proyek itu atau tidak, aku tidak tahu. Yang perlu kita tahu adalah, kadang-kadang kita dihadapkan pada peluang yang merupakan ujian. Banyak orang tergelincir disini karena tertipu oleh dunia, sedangkan di sisi Allah kita bisa mendapat lebih baik dan lebih banyak.
Hampir setiap hari kita disuguhi kasus korupsi di media massa. Korupsi memang sudah melembaga di negara kita ini, mulai dari level bawah sampai di tingkat atas. Orang-orang yang jujur malah terpinggirkan, tapi merekalah orang-orang yang beruntung.
Orang-orang yang jujur adalah orang yang bisa melihat peluang dengan lebih cerdas, dia lebih tahu dimana dia bisa memperoleh hal yang lebih besar dan lebih baik yaitu disisi Allah Sang Pemilik Segala galanya. Karena disisi Allah ada 'pabrik' rejeki yang tak pernah tutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar