Beberapa hari lalu, Allah hadapkan padaku seorang ibu yang anggun dan cantik, tapi sedang mengidap kanker dan sedang menjalani berbagai terapi pengobatan. Beliau salah seorang pembaca blogku juga dan kami sudah lama saling kenal.
Kami ngobrol lama dan aku sengaja mempergunakan keindigoanku untuk 'melihat' kondisi beliau.
"Sebenarnya perkara sembuh, itu hal yang mudah saja bagi Allah", kataku.
"Tapi persoalan besarnya bukan itu, melainkan apa maksud Allah dengan mendatangkan penyakit ini pada ibu .....", begitu kataku, dan aku mencoba menghubungkan hati dengan Allah, mencari tahu jawaban pertanyaan ini. Dapat ....
"Ibu, bagi Allah untuk memberi kesembuhan itu tinggal kun fayakun, itu perkara keciiiil saja. Perkara besarnya bagaimana membuat Allah mau melakukannya. Untuk itu kita harus memperoleh ridha Allah. Nah, untuk mendapat ridha Allah, kita duluan yang musti ridha pada ketentuannya", kataku.
"Ridha itu lebih dalam daripada ikhlas. Kalau ikhlas itu menerima segala ketentuanNya, kalau ridha kita menerima ketentuanNya dengan senang, syukur, bahagia dan cinta. Pada saat bertemunya ridha hamba dengan ridha Allah, yang sering aku sebut manunggaling karsa kawula gusti, saat inilah segala kehendak kita sebagai manusia menjadi kehendak Allah. Bila sudah demikian keadaannya, segala hal menjadi mudah saja ", kataku.
"Ya, sambil menjalani pengobatan, hal yang tak kalah penting adalah membereskan persoalan yang di dalam diri sendiri, yang menyangkut hubungan kita dengan Allah ", kataku.
Sahabat,
Akhir-akhir ini semakin banyak saja penderita penyakit kanker, bahkan beberapa sahabatku sedang mengalaminya. Dan rata-rata penderitanya mengalami kecemasan yang luar biasa dan bahkan berobat dengan 'tergesa-gesa' , apapun dijalani dengan harapan untuk sembuh.
Indah hanya mengingatkan, amati pergerakan hati saat memutuskan hendak berobat, dengan cara medis atau non medis. Kadang-kadang kita memutuskan berdasarkan dorongan kuat untuk segera sembuh, bila ini yang 'menggerakkan' kita, tanpa sadar kita telah memulai pengobatan karena dorongan hawa nafsu, yaitu nafsu untuk sembuh.
Niatnya dibenerin dulu, musti menjalani pengobatan karena Allah, karena badan ini titipan Allah yang musti dirawat dan dijaga kesehatannya. Berobatnyapun dengan memohon petunjuk Allah, disertai rasa ikhlas dan ridha menerima ujianNya. Banyak beristighfar, banyak bersyukur dan tetap tenang dan yakin akan pertolongan Allah.
Sesuatu yang dimulai dengan nafsu, rasa cemas, tergesa-gesa, hasilnya malah tidak karuan, sebalikanya bila dimulainya dengan rasa ikhlas, ridha dan penuh ketenangan, insyaAllah akan mendatangkan tuntunan dan pertolonganNya.
Ingatlah sahabat, persoalan sembuh itu persolan keciiiiil saja, persoalan besarnya adalah bagaimana kita mendapatkan ridha Allah.
Teriring doaku untuk kalian yang sedang menderita penyakit berat, semoga Allah mengantarkan kalian semua pada ridhaNya dan menghadiahkan kesembuhan dan kebahagiaan.
Kami ngobrol lama dan aku sengaja mempergunakan keindigoanku untuk 'melihat' kondisi beliau.
"Sebenarnya perkara sembuh, itu hal yang mudah saja bagi Allah", kataku.
"Tapi persoalan besarnya bukan itu, melainkan apa maksud Allah dengan mendatangkan penyakit ini pada ibu .....", begitu kataku, dan aku mencoba menghubungkan hati dengan Allah, mencari tahu jawaban pertanyaan ini. Dapat ....
"Ibu, bagi Allah untuk memberi kesembuhan itu tinggal kun fayakun, itu perkara keciiiil saja. Perkara besarnya bagaimana membuat Allah mau melakukannya. Untuk itu kita harus memperoleh ridha Allah. Nah, untuk mendapat ridha Allah, kita duluan yang musti ridha pada ketentuannya", kataku.
"Ridha itu lebih dalam daripada ikhlas. Kalau ikhlas itu menerima segala ketentuanNya, kalau ridha kita menerima ketentuanNya dengan senang, syukur, bahagia dan cinta. Pada saat bertemunya ridha hamba dengan ridha Allah, yang sering aku sebut manunggaling karsa kawula gusti, saat inilah segala kehendak kita sebagai manusia menjadi kehendak Allah. Bila sudah demikian keadaannya, segala hal menjadi mudah saja ", kataku.
"Ya, sambil menjalani pengobatan, hal yang tak kalah penting adalah membereskan persoalan yang di dalam diri sendiri, yang menyangkut hubungan kita dengan Allah ", kataku.
Sahabat,
Akhir-akhir ini semakin banyak saja penderita penyakit kanker, bahkan beberapa sahabatku sedang mengalaminya. Dan rata-rata penderitanya mengalami kecemasan yang luar biasa dan bahkan berobat dengan 'tergesa-gesa' , apapun dijalani dengan harapan untuk sembuh.
Indah hanya mengingatkan, amati pergerakan hati saat memutuskan hendak berobat, dengan cara medis atau non medis. Kadang-kadang kita memutuskan berdasarkan dorongan kuat untuk segera sembuh, bila ini yang 'menggerakkan' kita, tanpa sadar kita telah memulai pengobatan karena dorongan hawa nafsu, yaitu nafsu untuk sembuh.
Niatnya dibenerin dulu, musti menjalani pengobatan karena Allah, karena badan ini titipan Allah yang musti dirawat dan dijaga kesehatannya. Berobatnyapun dengan memohon petunjuk Allah, disertai rasa ikhlas dan ridha menerima ujianNya. Banyak beristighfar, banyak bersyukur dan tetap tenang dan yakin akan pertolongan Allah.
Sesuatu yang dimulai dengan nafsu, rasa cemas, tergesa-gesa, hasilnya malah tidak karuan, sebalikanya bila dimulainya dengan rasa ikhlas, ridha dan penuh ketenangan, insyaAllah akan mendatangkan tuntunan dan pertolonganNya.
Ingatlah sahabat, persoalan sembuh itu persolan keciiiiil saja, persoalan besarnya adalah bagaimana kita mendapatkan ridha Allah.
Teriring doaku untuk kalian yang sedang menderita penyakit berat, semoga Allah mengantarkan kalian semua pada ridhaNya dan menghadiahkan kesembuhan dan kebahagiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar