Jumat, 17 Mei 2013

Mencari Dzikir dan Doa Yang Ngefek

"Padahal aku sudah dzikir sebelum tidur lo bunda, bahkan berwudhu dan membaca istighfar sampai tertidur, eh.... kok masih mimpi yang menyesatkan", gitu kata seorang sahabatku.

Pernahkah mengalami seperti itu? Sudah bersuci dan berdoa, tapi masih saja diganggu mimpi buruk atau mimpi yang nggladrah (tidak karuan) ?

Aku remaja dulu malah sering bertanya-tanya, sudah dibacain ayat kursi, surat an nas, surat al falaq, kok masih bisa kerasukan ya?  Katanya sih karena aku disukai sama jin, jadi gampang kemasukan, tapi kok doa-doa dan ayat-ayat suci seperti 'tidak mempan' ?.  Yang pasti bukan karena ayat sucinya yang salah.

Ada lagi kasus begini , sudah berdzikir ribuan kali tiap malam, tahajud dan dhuha tidak pernah bolong, tapi doa-doa yang dipanjatkan seperti tidak ngefek sama sekali , malahan masalah-masalah bertambah rumit saja.

Penjelasannya begini .... ntar, benerin duduk dulu ....

Doa, dzikir, atau membaca ayat-ayat suci, targetnya adalah mensucikan jiwa.  Bila jiwa telah suci, disaat itulah segala gangguan syetan mental, segala doa mudah terkabul. Sebaliknya, bila jiwanya masih kotor, meskipun lidahnya basah oleh dziikir ya tetap saja bisa diganggu syetan dan doa-doa menjadi tidak berarti.

Ajaran agama mengatakan bahwa salah satu doa yang makbul itu adalah doa yang diucapkan setelah shalat lima waktu.  Urutan yang sering kita lakukan begini : shalat wajib/sunah, lalu istighfar (memohon ampun) dan dzikir mengucap tasbih (menyucikan asma Allah), tahmid (memuji/bersyukur pada Allah), takbir (memahabesarkan Allah), dan tahlil(mengesakan Allah) , baru berdoa aamiin aamiin.  Jadi ritualnya menyucikan jiwa, menyucikan asmaNya, memuji/bersyukur kepadaNya, memahabesarkan Allah, mengesakan Allah, baru berdoa dengan segala macam doa.

Apa yang tersembunyi dibalik urutan yang menakjubkan itu ? Salah satu pesannya adalah bangunlah jiwa yang suci yang berhiaskan rasa syukur dan penuh keagungan asmaNya saat memanjatkan doa kepadaNya.  Inilah etikanya dalam berdoa.

Tapi aku sering mendengar orang yang merasa terdhalimi, dengan hati penuh dendam dan marah berdoa dengan mengatas namakan Allah, agar orang yang mendhalimi terbalaskan perbuatannya.

Di dalam al quran, Allah mengajarkan pada kita untuk ikhlas dan memaafkan, dan mengoreksi diri. Ajaran al quran itu menyuruh kita mensucikan jiwa, tapi kita malah menggunakan jiwa yang kotor untuk berdoa.

Doa itu sifatnya suci, jadi jangan  mulai berdoa dengan hati yang kotor, nggak nyambung dan tidak akan memberi hasil yang baik. Termasuk hati yang kotor itu hati yang tidak ikhlas dengan ketentuan Allah, protes dengan kejadian yang menimpanya, merasa diperlakukan tidak adil, dll, padahal ada Allah dibalik segala kejadian itu.  Bagaimana Allah mengabulkan doa orang yang memprotes kebijakanNya ?

Coba diingat-ingat lagi deh, coba cermati lagi hati kita, hati seperti apa yang kita bawa saat berdoa kepada Allah ?  Apakah hati yang nelangsa ? apakah hati yang merasa tidak dicukupkanNya ? apakah hati yang penuh sakit hati ?atau hati yang penuh ikhlas dan syukur kepada Allah ?

Lalu diingat-ingat lagi deh, saat berdoa dengan hati yang bagaimana doa-doa kita terkabul ?  Hmmm ......

Ingatlah sahabat, target doa dan dzikir kita itu adalah kesucian jiwa, al quran menyebut dalam surat as syams : 'beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya'.  Salah satu ciri orang yang beruntung itu adalah orang yang mudah terkabul doanya. Yuuuk jadi orang yang beruntung , jangan jadi orang buntung ..... hehehe .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar