Dear Allah Lovers,
Sore itu, untuk pertama kalinya ada tanaman yang mampu membuatku menangis selain bawang merah.
Tanaman itu sayur kesukaanku , gingseng jawa. Siang tadi karyawanku Pendik membuatkan Alni 'kolam pasir putih' di halaman depan, beberapa tanaman termasuk gingseng jawa dia pindahkan, daripada daunnya layu terbuang, aku pakai saja untuk membuat mie buat buka puasa nanti.
Maka duduklah aku sore tadi di lantai di depan pintu dapur memetik daun gingseng, membuang bunganya yang mungil dan cantik, memilih daunnya dan membuang tangkainya. Pasti Allah sedang menuntun pikiranku, hingga di sana ada pembicaraan seperti ini :
"Betapa sayangnya Allah pada manusia, hingga diciptakanNya tanaman ini, berdaun menarik, enak dimakan, cepat sekali memasaknya, berkhasiat, mudah ditanam, cuma batang ditancepin ke tanah, maka dia tumbuh dengan suburnya. Mana bunganya cantik lagi, kecil-kecil berwarna shocking pink yang mencolok, bila ditanam di halaman, dia jadi tanaman hias, multi fungsi , selain mempercantik halaman sekaligus bermanfaat buat sayur yang menyehatkan tubuh. Seluruh bagian tanaman bisa dimanfaatkan, akarnya bisa jadi obat, batangnya yang keras untuk perkembang biakannya".
"Betapa Maha Sayangnya Allah pada manusia, hingga diciptakanNya tanaman kesukaanku ini, Allah seperti tidak ingin membuat manusia repot", maka akupun menangis merasakan kasih sayang Allah yang begitu lembut.
Itu baru satu tanaman, sudah membuatku merenung lama dan menangis, belum merenungi sel sel di tubuh yang bekerja dengan kompak dan akur hingga tubuhku sehat, belum merenungi penciptaan alam semesta, matahari dan bulan .... CiptaanNya yang sungguh tak terperi indahnya, kecilnya maupun besarnya.
Maka nikmat Allah yang manakah yang aku dustakan ?
Maka nikmat Allah yang manakah yang sedang tidak sengaja aku dustakan ?
Maka nikmat Allah yang manakah yang sedang aku abaikan ?
Maka nikmat Allah yang manakah yang sedang tertutup oleh kabut gelisah dan galau ?
Sore itu, untuk pertama kalinya ada tanaman yang mampu membuatku menangis selain bawang merah.
Tanaman itu sayur kesukaanku , gingseng jawa. Siang tadi karyawanku Pendik membuatkan Alni 'kolam pasir putih' di halaman depan, beberapa tanaman termasuk gingseng jawa dia pindahkan, daripada daunnya layu terbuang, aku pakai saja untuk membuat mie buat buka puasa nanti.
Maka duduklah aku sore tadi di lantai di depan pintu dapur memetik daun gingseng, membuang bunganya yang mungil dan cantik, memilih daunnya dan membuang tangkainya. Pasti Allah sedang menuntun pikiranku, hingga di sana ada pembicaraan seperti ini :
"Betapa sayangnya Allah pada manusia, hingga diciptakanNya tanaman ini, berdaun menarik, enak dimakan, cepat sekali memasaknya, berkhasiat, mudah ditanam, cuma batang ditancepin ke tanah, maka dia tumbuh dengan suburnya. Mana bunganya cantik lagi, kecil-kecil berwarna shocking pink yang mencolok, bila ditanam di halaman, dia jadi tanaman hias, multi fungsi , selain mempercantik halaman sekaligus bermanfaat buat sayur yang menyehatkan tubuh. Seluruh bagian tanaman bisa dimanfaatkan, akarnya bisa jadi obat, batangnya yang keras untuk perkembang biakannya".
"Betapa Maha Sayangnya Allah pada manusia, hingga diciptakanNya tanaman kesukaanku ini, Allah seperti tidak ingin membuat manusia repot", maka akupun menangis merasakan kasih sayang Allah yang begitu lembut.
Itu baru satu tanaman, sudah membuatku merenung lama dan menangis, belum merenungi sel sel di tubuh yang bekerja dengan kompak dan akur hingga tubuhku sehat, belum merenungi penciptaan alam semesta, matahari dan bulan .... CiptaanNya yang sungguh tak terperi indahnya, kecilnya maupun besarnya.
Maka nikmat Allah yang manakah yang aku dustakan ?
Maka nikmat Allah yang manakah yang sedang tidak sengaja aku dustakan ?
Maka nikmat Allah yang manakah yang sedang aku abaikan ?
Maka nikmat Allah yang manakah yang sedang tertutup oleh kabut gelisah dan galau ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar