Dear Allah lovers,
Ada pembaca curhat nih, kusebut saja pak K, tapi kukira beliau tidak mengikuti tulisanku, bila mengikutipun , kurasa beliau kurang faham.
"Selamat berbuka mba,.lama tak curhat., moga setelah ini ada pencerahan lagi. aku terus melakukan apa yang terbaik, sholat puasa dan amalan lain.termasuk tak lupa untuk ngasih pada peminta.fakir miskin dan sumbangan lain. Aku juga pasrah semuanya pada Allah. tapi kian hari hutang terus menumpuk. aku jenuh, jenuh mengeluh juga. tapi hari ini rasanya pengin kiamat saja. mohon pencerahan mba.salam".
Aku pernah menulis tentang ini, coba buka di artikel yang kutulis di bulan november 2012 Menomor Satukan Allah , ada jawaban yang cukup lengkap disitu.
"Sudah membaca artikelku yang kutulis di bulan ramadhan ini ? jangan fokus pada hutang, fokus pada Allah saja". tulisku menjawab inboxnya.
Tapi beliau malah menjawab : "Saya berusaha semampuku mba. ke masjid sesuai waktu .tapi saat tempo jatuh.uang ga cukup pula".
Aku dalam hati :"?????".
Yang aku maksud dengan fokus pada Allah itu bukan rajinnya ke masjid. Percuma rajin ke masjid kalau pikirannya masih terfokus pada dunia, hutang itu termasuk dunia. Dan pasrah pada Allah itu tidak cukup terucap di bibir :"Aku sudah pasrah pada Allah" , sementara batinnya bilang, "kok pertolongan Allah gak datang-datang ?". Bila masih ada komplain ini itu berarti dia belum pasrah, dan maaf, anda pasti mendapatkan apa yang anda sangkakan kepada Allah, adil bukan ?
Pasrah pada Allah itu perbuatan hati, fokus pada Allah itu juga perbuatan hati. Bila ingin menilai diri sendiri apakah sudah benar pasrah atau apakah sudah fokus pada Allah ? cobalah untuk menyelam ke dalam hati kita sendiri, apakah disana asma Allah lebih dominan ? ataukah persoalan persoalan hidup ini yang memenuhi hati ?
Bila hati masih dipenuhi dengan persoalan , itu tandanya belum pasrah dan belum fokus pada Allah.
Pasrah itu menyerahkan , yang berarti diri kita sudah tidak 'ketempatan' hal itu lagi. Memasrahkan persoalan itu berarti diri kita sudah tidak punya persoalan itu lagi, persoalannya sudah berada di tangan Allah.
Lantas bagaimana bila ada orang yang nagih ? , mungkin begini pertanyaan pak K selanjutnya. Ketahuilah saudara-saudara sebangsa dan setanah air , orang yang pasrah itu pasti yakin bila Allah menurunkan persoalan , pasti lengkap dengan solusinya sekaligus (baca tulisanku Paket 2 in 1 ). Orang yang pasrah itu tidak perlu bertanya : "Nanti bagaimana bila ... ?" , karena dalam hatinya yakin bila pertolongan Allah itu sudah ada , bahasa jawanya nyepak.
Bagaimana bisa turun pertolongan Allah bila dirinya sendiri sudah menutup dengan prasangkanya ? Makanya bangun prasangka baik kepada Allah dan baca baca lagi tulisanku yang aku tulis di bulan ramadhan ini, inshaAllah semakin jelas.
Maafkan ya bila ada salah salah kata.
Salam manis,
Innuri
Ada pembaca curhat nih, kusebut saja pak K, tapi kukira beliau tidak mengikuti tulisanku, bila mengikutipun , kurasa beliau kurang faham.
"Selamat berbuka mba,.lama tak curhat., moga setelah ini ada pencerahan lagi. aku terus melakukan apa yang terbaik, sholat puasa dan amalan lain.termasuk tak lupa untuk ngasih pada peminta.fakir miskin dan sumbangan lain. Aku juga pasrah semuanya pada Allah. tapi kian hari hutang terus menumpuk. aku jenuh, jenuh mengeluh juga. tapi hari ini rasanya pengin kiamat saja. mohon pencerahan mba.salam".
Aku pernah menulis tentang ini, coba buka di artikel yang kutulis di bulan november 2012 Menomor Satukan Allah , ada jawaban yang cukup lengkap disitu.
"Sudah membaca artikelku yang kutulis di bulan ramadhan ini ? jangan fokus pada hutang, fokus pada Allah saja". tulisku menjawab inboxnya.
Tapi beliau malah menjawab : "Saya berusaha semampuku mba. ke masjid sesuai waktu .tapi saat tempo jatuh.uang ga cukup pula".
Aku dalam hati :"?????".
Yang aku maksud dengan fokus pada Allah itu bukan rajinnya ke masjid. Percuma rajin ke masjid kalau pikirannya masih terfokus pada dunia, hutang itu termasuk dunia. Dan pasrah pada Allah itu tidak cukup terucap di bibir :"Aku sudah pasrah pada Allah" , sementara batinnya bilang, "kok pertolongan Allah gak datang-datang ?". Bila masih ada komplain ini itu berarti dia belum pasrah, dan maaf, anda pasti mendapatkan apa yang anda sangkakan kepada Allah, adil bukan ?
Pasrah pada Allah itu perbuatan hati, fokus pada Allah itu juga perbuatan hati. Bila ingin menilai diri sendiri apakah sudah benar pasrah atau apakah sudah fokus pada Allah ? cobalah untuk menyelam ke dalam hati kita sendiri, apakah disana asma Allah lebih dominan ? ataukah persoalan persoalan hidup ini yang memenuhi hati ?
Bila hati masih dipenuhi dengan persoalan , itu tandanya belum pasrah dan belum fokus pada Allah.
Pasrah itu menyerahkan , yang berarti diri kita sudah tidak 'ketempatan' hal itu lagi. Memasrahkan persoalan itu berarti diri kita sudah tidak punya persoalan itu lagi, persoalannya sudah berada di tangan Allah.
Lantas bagaimana bila ada orang yang nagih ? , mungkin begini pertanyaan pak K selanjutnya. Ketahuilah saudara-saudara sebangsa dan setanah air , orang yang pasrah itu pasti yakin bila Allah menurunkan persoalan , pasti lengkap dengan solusinya sekaligus (baca tulisanku Paket 2 in 1 ). Orang yang pasrah itu tidak perlu bertanya : "Nanti bagaimana bila ... ?" , karena dalam hatinya yakin bila pertolongan Allah itu sudah ada , bahasa jawanya nyepak.
Bagaimana bisa turun pertolongan Allah bila dirinya sendiri sudah menutup dengan prasangkanya ? Makanya bangun prasangka baik kepada Allah dan baca baca lagi tulisanku yang aku tulis di bulan ramadhan ini, inshaAllah semakin jelas.
Maafkan ya bila ada salah salah kata.
Salam manis,
Innuri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar