Minggu, 20 Oktober 2013

Ajaibnya Menahan Amarah

Aku tertegun ketika membaca sebuah artikel di internet (sayang aku lupa linknya) , yang mengatakan bahwa kesempurnaan otak seorang anak itu tercapai saat usia mereka 20 - 25 tahun.  Penjelasan yang telah menyentak kesadaranku , kenapa aturan al quran menyuruh kita tidak memarahi anak-anak, dan bahkan tidak memarahi siapapun dengan perintah menahan amarah.

Aku benar-benar bertobat dan memutuskan berhenti marah-marah ketika aku menghafal surat At Taghabun. Proses menghafal yang membutuhkan pengulangan-pengulangan, membuat maknanya nancep di hati.

[64:14] Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan berlapang dada serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[64:15] Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Inspirasi terbesarku dalam mendidik anak-anak adalah kisah Nabi Yakub di dalam al quran.  Beliau mempunyai 12 anak, dan sepuluh diantaranya bandel-bandel hingga berniat membunuh saudaranya sendiri.  Namun dikisahkan bahwa Nabi Yakub selalu sabar dan menahan amarah, hingga akhirnya keseluruhan putra beliau bertobat.

Anak-anak tidak butuh dimarahi, tapi butuh difahami.  Anak-anak yang dibesarkan dengan kasih sayang dan difahami orang tuanya, inilah awal dari lahirnya anak-anak hebat di masa depan. Kemampuan mereka tumbuh dengan optimal, karena tidak di bawah tekanan orang tuanya.

Anak anak dan pasangan hidup kita adalah ujian, bahkan ujian setiap saat.  Saat ini anakku nomer tiga sudah mogok sekolah, benar-benar mogok,  home schoollingpun tidak dia lakoni.  Padahal dia sendiri yang memutuskan HS.  Dan bila ditanya apa keinginannya, jawabannya adalah 'tidak tahu'. Padahal dia anak yang amat cerdas, kurasa perkara mengerjakan ujian bisa dia lakukan sambil merem dan nilainya tetap bagus. Ini benar-benar PR buatku dan aku tidak boleh marah-marah !!!  Benar-benar berat ....

 Suamiku malah memujinya ! Katanya, dia anak yang tidak punya ketakutan akan masa depannya, dan tidak menggantungkan masa depannya pada pendidikan formal.  Dia anak yang punya 'style' sendiri dan bisa belajar dengan caranya sendiri tanpa mengikuti kaidah umum.  Wedew .....Ya, tapi suamiku benar.

Yang namanya ujian ya pasti berat, sedangkan main game saja perlu perjuangan dan strategi.  Tapi aku semakin dikuatkan dengan pengalamanku sendiri saat mendapat  kejaiban dari menahan marah.

Saat memutuskan untuk menahan marah, memaafkan dan berlapang dada, banyak sekali keajaiban kualami.  Mungkin itulah yang disebut di surat al taghabun, 'ajrun adhim' atau pahala yang besar.


ini PR manisku yang nomer empat, Alni, sedang latihan bulu tangkis untuk pertama kalinya di klub Baranaga di daerah Blimbing Malang.

Selain keajaiban yang selalu bikin tertegun, perasaan dekat, disayang dan dijaga Allah, itu sesuatu yang amat besar dan tinggi nilainya. Juga dikaruniai hikmah / pengertian yang mendalam, akan segala yang terjadi, yang membuka tirai pandang kita menjadi amat luas.  Kadang seperti dibukakan Allah akan rahasia masa depan yang penuh anugerah dan karuniaNya.  Ini adalah kemampuan manusia yang baru tergali dengan ijinNya setelah mematuhiNya.

Kurasa dua ayat dalam surat at taghabun yang aku sebut di atas, merupakan salah satu tuntunan Allah dalam membentuk keluarga yang penuh rahmat dan kebahagiaan.

Persoalan apapun yang sedang kalian hadapi, duhai sahabat, cobalah untuk menahan marah, berlapang dada dan memaafkan, lakukan semua karena Allah.  Keajaiban sudah menunggumu terjatuh di pangkuanmu, tidak lama dan tidak ribet, tidak pakai birokrasi yang rumit .... hehehe.

Akupun menunggu 'ajrun adhim' berikutnya dan berikutnya .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar