Selasa, 01 Oktober 2013

Memaafkan Itu Ajaib

Sudah beriman dengan benar, sudah berprasangka baik dengan Allah, sudah bersedekah dalam lapang dan sempit, sudah banyak-banyak berbuat baik, sudah memohon ampun, sudah memaafkan, tapi kenapa kok masih saja kehidupan ini terasa menyesakkan dada ?



Coba berdoa memohon kepada Allah, agar Dia membukakan kesalahan-kesalahan di masa lalu, yang terlewat kita mohonkan ampunan kepadaNya.  Kesalahan-kesalahan itu bisa jadi prasangka-prasangka buruk kita pada Allah atau pada orang tua, kerabat dll dll yang terjadi di masa lalu, atau pernahkah dulu kita menghina orang walau dalam hati kita ? Pernahkah kita merasa sombong walau tersamar ?

Dan yang tidak boleh ditinggalkan adalah memaafkan semua kesalahan orang, semua kesalahan dan semua orang tanpa kecuali.

Memaafkan itu ajaib, bila tidak percaya, dipraktekkan saja dulu.  Semua perintah Allah, bila dilakukan karena Allah, karena mematuhiNya, akan menarik keajaiban.

Memaafkan yang ajaib itu adalah memaafkan yang benar.  Yaitu memaafkan bukan hanya di ucapan saja, atau memaksakan diri untuk memaafkan tapi hatinya tidak ikhlas.  Memaafkannya musti dengan penuh keikhlasan hati.

Tandanya bila kita sudah berhasil memaafkan dengan benar adalah munculnya rasa kasih sayang yang menggantikan rasa jengkel dan kebencian.  Bila dulu saat bertemu dengan yang bersangkutan, kita merasa jengkel, dongkol dan benci.  Setelah memaafkan, lenyaplah segala rasa itu, terganti dengan kasih sayang yang tulus.  Kadang hati ini secara otomatis memohonkan ampunan untuknya dan mendoakannya sadar agar tidak mengulangi kesalahannya.

Kadang kita merasa sudah memaafkan, tapi saat ketemu ybs (yang bersangkutan), masih saja kebayang 'daftar kejahatannya' pada kita.  Walau bibir kita tersenyum dan hati kita bilang bahwa 'aku sudah memaafkan' , tapi sebenarnya hati kita belum ikhlas memaafkan.

Pernah saat aku merasa kesulitan membayar hutang, Allah membukakan kesalahanku.  Aku jadi ingat ada seorang tetangga yang duluuuu banget , bertahun yang lalu, mengambil barang dariku dan bilang akan membayarnya nanti, tapi ternyata dia tidak pernah membayar satu rupiahpun, dan saat bertemu dengankupun dia tidak merasa bersalah sama sekali, seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Begitulah, setiap bertemu dengannya, langsung terbayang bahwa dia dulu pernah nakalin aku.  Sepertinya reaksi seperti itu wajar saja dan bukan hal yang salah.  Tapi aku telah melecehkan orang lain dengan kekurangannya, walau cuma di hatiku.  Aku merasa, ini orang kok gak punya usaha untuk bicara baik-baik denganku ? dan hatiku sok menyimpulkan bahwa dia salah dan salah.  Perasaan-perasaan seperti itupun kesombongan pula.  Makanya aku dibalas Allah dengan 'diserupakan' dengan dia.

Lalu aku berusaha memaafkannya dengan tulus.  Setelah aku berhasil memaafkan dan mengikhlaskan, Allah membuka peluang demi peluang yang membuatku bisa menyelesaikan hutangku.

Memaafkan juga berarti kita tidak perlu mengungkit-ungkit kesalahan mereka pada kita, baik dengan membicarakannya atau menyimpan kata-kata itu di hati.  Hati yang bersih itu nikmat.

Ayolah sahabat, mudahkanlah hati ini untuk memaafkan orang lain, karena diri ini juga membutuhkan maaf orang lain dan ampunan dari Allah.  Diri inipun tak sempurna, maka terimalah orang lain dengan ketidaksempurnaannya.  Biarkan kasih sayang bicara.

Kedengarannya sulit ya ? Iya, kalau kita mengandalkan diri sendiri.  Makanya perlu memohon kepada Allah agar dikaruniai hati yang lapang dan mudah memaafkan.

6 komentar:

  1. bagus banget bu..
    tapi memang sikap memaafkan ini tidak mudah.
    apalagi dari hati sampei sikap,,hehe
    hanya dengan rahmat Allah kita di beri 'kelebihan' sehingga bisa memaafkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas Anwar, hanya Allah yang membuat hati kita bisa lapang memaafkan. Makanya kita musti selalu mendekatiNya.

      Hapus
  2. Masukan untuk saya. Terima kasih buk :)

    BalasHapus
  3. itulah yg sering kulakukan.sungguh membicarakan orang yg telah menyalahi kita begitu asik.seolah aku benar.seolah dia jahat...subhanallah.moga Allah selalu dan selalu mengingatkanku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. syukurlah sekarang sudah nyadar kang kimang, semoga bisa merasakan ajaibnya memaafkan

      Hapus