Untungnya Allah memberiku anak ganteng Insanul Firdaus, yang sering kubilang limited edition, special pake telur ayam kampung deh ...... Aku sering cerita tentang dia, yang ..... begitulah.
Dia kurang bersosialisasi, bukan karena gak bisa, tapi karena gak mau ....., dia minta home schooling sejak mau masuk SMP, aku yang gak ngasih ijin, karena kupikir dia harus berlatih bersosialisasi. Lah waktu SD, dia juara tidak masuk sekolah, tapi nilainya tetap juara, waktu klas 6 bolosnya malah 7 bulan !!! Itu sih bukan bolos namanya, tapi menghilang tanpa bayangan ..... hehehe.
Terus terang, anak ini bikin jantungku berdegub kencang .... hari ini dia tidak masuk sekolah lagi, padahal sedang UTS, dan dia juga sehat wak afiat, selasa kemarin juga UTS dan gak masuk. Kukira karena dia kecapean ngegame sampai jam 12 malam, paginya jadi ngantuk, dan biasanya dia tidur sampai dhuhur.
Aku mulai cemas, ini anak kok pola tidurnya begini, malam melek, pagi tidur, padahal aku tidak membiasakan dia begitu. Rasanya aku mengasuh keempat anak-anakku dengan sebaik baiknya, bahkan aku rela jadi ibu rumah tangga saja selama 10 tahun demi bisa mengasuh sendiri anak anakku, tapi kok ada yang jad nyeleneh begini ya ? Apanya yang salah ? jelas akunya yang salah, anak kan refleksi dari orang tuanya.
Cuma salahnya aku, itu yang musti dicari olehku sendiri dengan memohon petunjuk Allah, yaaaaa walaupun ada juga teman yang bilang aku kurang gini kurang gitu, sambil mamerin anaknya yang hebat-hebat.
Ibarat layang-layang, tiga layang layangku, benangnya masih terpegang olehku, aku masih bisa mengendalikannya. Sedangkan layang-layangku yang satu ini seperti putus benangnya, dan aku kelelahan mengejarnya.
Dia tidak bisa dinasehati, tidak bisa diarahkan, disayang salah, dimarahi salah, .... akhirnya aku nyerah sama Allah, pasrah wes. Suamiku sering menghiburku :" Aku bersyukur kok dik, dia sudah lebih baik sekarang, dibandingkan dulu. Kita ajari berbuat baik saja. Dia itu anak yang hebat, tugas kitalah membuat anak-anak bahagia".
Akhirnya akupun bersyukur punya dia, karena dia adalah guru spiritualku. Bila kurenungkan, karena dialah aku jadi tidak sombong dan tidak mudah menatap rendah orang lain. Karena dialah aku tidak menjadi orang yang suka membanggakan diri. Karena dia juga, aku tidak mudah menyalahkan orang tua yang anak-anaknya bandel, aku jadi gampang berempati. Karena dia aku tidak mudah mencela siapapun. Bahkan karena dia aku jadi suka mendoakan anak-anak jalanan, anak-anak punk, anak-anak yang 'berkelakuan sangat baik', ......... Itu semua karena Allah menurunkan si special ini.
Dia mengajari aku tanpa kata, bahwa segala hal yang terjadi, semua karena kasih sayang Allah. Dan petunjuk itupun datang ke hatiku, bahwa lewat dia Allah sedang mempersiapkan diriku untuk ......... (hmmm, ini aku simpan untukku sendiri ya...). Pada waktunya nanti, si specialku ini akan menjadi lelaki yang hebat .... hatiku jadi adeeeemmmm.
Bagaimana dengan anak-anak kalian sahabatku ?
Janganlah berbangga dengan segala kelebihan yang mereka miliki, jangan merasa telah membentuk mereka menjadi hebat. Semua itu karena Allah yang melakukannya, jangan ngaku-ngaku bisa .... jangan terjebak dalam kesombongan yang halus ini. Karena dengan kuasaNya, Dia Maha Bisa membalik keadaaan. Bersyukurlah kepadaNya.
Jangan pula bersedih dengan masalah demi masalah yang diciptakan oleh anak-anak kita. Bisa jadi itu adalah cara Allah mempersiapkan diri kita menjadi manusia yang lebih baik dan lebih bijak. Jangan menyerah dengan segala perjuanganmu mendampingi titipan Allah, mengantar mereka ke masa depan yang gemilang. Allah selalu menghargai setiap tetes keringat dan air mata .....
Ingatlah sahabat, target masa depan yang kita persiapkan untuk diri dan keluarga kita adalah masa depan di akhirat. Dunia ini cuma keciiiiil saja, sudah kecil, nipu lagi ....
Ya, anak-anak yang di dunia ini dipandang rendah oleh orang lain, bisa jadi di akhirat nanti dia punya kedudukan mulia di hadapan Allah. Jadi jangan bersedih bila ada yang melecehkan anak-anakmu yang special, ada yang lebih berharga daripada sekedar yang tampak.
Akupun tak menyerah mengejar layang-layangku yang putus, aku akan raih dengan hatiku, hati seorang ibu yang Allah ciptakan begitu kuat dalam kelembutannya.
Dia kurang bersosialisasi, bukan karena gak bisa, tapi karena gak mau ....., dia minta home schooling sejak mau masuk SMP, aku yang gak ngasih ijin, karena kupikir dia harus berlatih bersosialisasi. Lah waktu SD, dia juara tidak masuk sekolah, tapi nilainya tetap juara, waktu klas 6 bolosnya malah 7 bulan !!! Itu sih bukan bolos namanya, tapi menghilang tanpa bayangan ..... hehehe.
Terus terang, anak ini bikin jantungku berdegub kencang .... hari ini dia tidak masuk sekolah lagi, padahal sedang UTS, dan dia juga sehat wak afiat, selasa kemarin juga UTS dan gak masuk. Kukira karena dia kecapean ngegame sampai jam 12 malam, paginya jadi ngantuk, dan biasanya dia tidur sampai dhuhur.
Aku mulai cemas, ini anak kok pola tidurnya begini, malam melek, pagi tidur, padahal aku tidak membiasakan dia begitu. Rasanya aku mengasuh keempat anak-anakku dengan sebaik baiknya, bahkan aku rela jadi ibu rumah tangga saja selama 10 tahun demi bisa mengasuh sendiri anak anakku, tapi kok ada yang jad nyeleneh begini ya ? Apanya yang salah ? jelas akunya yang salah, anak kan refleksi dari orang tuanya.
Cuma salahnya aku, itu yang musti dicari olehku sendiri dengan memohon petunjuk Allah, yaaaaa walaupun ada juga teman yang bilang aku kurang gini kurang gitu, sambil mamerin anaknya yang hebat-hebat.
Ibarat layang-layang, tiga layang layangku, benangnya masih terpegang olehku, aku masih bisa mengendalikannya. Sedangkan layang-layangku yang satu ini seperti putus benangnya, dan aku kelelahan mengejarnya.
Dia tidak bisa dinasehati, tidak bisa diarahkan, disayang salah, dimarahi salah, .... akhirnya aku nyerah sama Allah, pasrah wes. Suamiku sering menghiburku :" Aku bersyukur kok dik, dia sudah lebih baik sekarang, dibandingkan dulu. Kita ajari berbuat baik saja. Dia itu anak yang hebat, tugas kitalah membuat anak-anak bahagia".
Akhirnya akupun bersyukur punya dia, karena dia adalah guru spiritualku. Bila kurenungkan, karena dialah aku jadi tidak sombong dan tidak mudah menatap rendah orang lain. Karena dialah aku tidak menjadi orang yang suka membanggakan diri. Karena dia juga, aku tidak mudah menyalahkan orang tua yang anak-anaknya bandel, aku jadi gampang berempati. Karena dia aku tidak mudah mencela siapapun. Bahkan karena dia aku jadi suka mendoakan anak-anak jalanan, anak-anak punk, anak-anak yang 'berkelakuan sangat baik', ......... Itu semua karena Allah menurunkan si special ini.
Dia mengajari aku tanpa kata, bahwa segala hal yang terjadi, semua karena kasih sayang Allah. Dan petunjuk itupun datang ke hatiku, bahwa lewat dia Allah sedang mempersiapkan diriku untuk ......... (hmmm, ini aku simpan untukku sendiri ya...). Pada waktunya nanti, si specialku ini akan menjadi lelaki yang hebat .... hatiku jadi adeeeemmmm.
Bagaimana dengan anak-anak kalian sahabatku ?
Janganlah berbangga dengan segala kelebihan yang mereka miliki, jangan merasa telah membentuk mereka menjadi hebat. Semua itu karena Allah yang melakukannya, jangan ngaku-ngaku bisa .... jangan terjebak dalam kesombongan yang halus ini. Karena dengan kuasaNya, Dia Maha Bisa membalik keadaaan. Bersyukurlah kepadaNya.
Jangan pula bersedih dengan masalah demi masalah yang diciptakan oleh anak-anak kita. Bisa jadi itu adalah cara Allah mempersiapkan diri kita menjadi manusia yang lebih baik dan lebih bijak. Jangan menyerah dengan segala perjuanganmu mendampingi titipan Allah, mengantar mereka ke masa depan yang gemilang. Allah selalu menghargai setiap tetes keringat dan air mata .....
Ingatlah sahabat, target masa depan yang kita persiapkan untuk diri dan keluarga kita adalah masa depan di akhirat. Dunia ini cuma keciiiiil saja, sudah kecil, nipu lagi ....
Ya, anak-anak yang di dunia ini dipandang rendah oleh orang lain, bisa jadi di akhirat nanti dia punya kedudukan mulia di hadapan Allah. Jadi jangan bersedih bila ada yang melecehkan anak-anakmu yang special, ada yang lebih berharga daripada sekedar yang tampak.
Akupun tak menyerah mengejar layang-layangku yang putus, aku akan raih dengan hatiku, hati seorang ibu yang Allah ciptakan begitu kuat dalam kelembutannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar