Jumat, 05 April 2013

Indahnya Mimpi Hanya Saat ....

Ini tentang perjuangan di jalan Allah.

Kemarin aku bilang  tidak harus kaya harta untuk mendirikan pesantren, cukup dipilih Allah untuk itu. Kalau gak dipilih Allah, ya gak nyampai-nyampai, bila toh  kesampaian, akhirnya  runtuh juga.  Aku pernah melihat sendiri beberapa pesantren buyar setelah berdiri beberapa tahun.

Pertanyaannya adalah, bagaimana kita tahu kalau kita dipilih Allah atau nggak?

"Mimpi itu indahnya hanya saat dia masih menjadi mimpi ", begitu kata eyang Virien soal pesantren Gubugnya yang telah mewujud dan telah berjalan hampir dua tahun.

Aku faham betul apa yang dikatakan eyang, karena aku mengikuti pesantren ini sejak masih berupa mimpi di kepala eyang, dan bagaimana perjalanan duka lara membina santri dan masyarakat yang masih berpikir primitif.  Bukan hanya duka lara di hati terkena fitnah dan berbagai upaya penggembosan pesantren dari orang-orang yang tidak menyukai kehadiran kami, melainkan juga totohan nyawa (bertaruh nyawa).   Alhamdulillah eyang dan aku masih bernyawa ....hehehe... masih dikehendaki hidup oleh Allah.

Bila kurenungkan,  untuk berjuang di jalan Allah, tidak harus dengan jalan mendirikan masjid, membangun pesantren, mendirikan rumah yatim, sekolah islam ... dll dll. Sudah sering kubilang, Allah menciptakan kita dengan peran masing-masing sesuai kebijaksanaanNya. Amalkan saja isi al quran, itu sudah mencakup semua perjuangan di jalan Allah.  Sering-sering mengoreksi diri, sudahkah jasmani ruhani kita sinkron dengan al qur'an ?

Bila terbiasa untuk hidup dengan al quran, insyaAllah hati akan mudah mengenali, sebenarnya keinginan yang sedang menggerakkan kita ini munculnya dari mana? contohnya keinginan untuk mendirikan pesantren ini digerakkan oleh apa ? apakah bergerak karena hawa nafsu atau karena Allah?

Tak jarang syetan dan hawa nafsu bersembunyi di balik cita-cita yang mulia, bila ini yang terjadi, maka tinggal menunggu waktu runtuhnya saja. 

"Menjadi pendakwah itu pilihan Allah", kata eyang.
"Yang tidak bisa ditolak dan tidak pula bisa diminta", lanjutnya.  Aku membelalakkan mata lalu menyipit lagi karena gak tahan melek lama lama ... hehehe.

"Berarti ada pendakwah yang bukan dipilih Allah ?", tanyaku.  Eyang cuma tersenyum, dan aku tahu banget maksud senyum eyang.  Seorang da'i yang hanya menimbulkan keresahan dan permusuhan di tengah masyarakat, jelas dia bukan dipilih Allah untuk berdakwah. Ada juga da'i yang hanya mencari pujian dan mendapatkan pengaruh, atau untuk mencari materi  ..... Rasanya aku pernah melihat da'i jenis ini ....

Untuk menjadi pendakwah tidak harus punya pesantren kan? Ingat hadits nabi yang amat terkenal : Sampaikanlah walau satu ayat.  Berarti tugas dakwah bukan melulu urusan para dai, ya urusan kita semua.  Berdakwah dengan yang kita bisa.

Berdakwah juga bukan melulu dengan ayat-ayat al qur'an saja, karena ayat-ayat Allah tersebar di alam semesta, al quran sendiri yang bilang.  Jadi setiap kebaikan, setiap nasehat yang baik, setiap kesabaran, setiap keikhlasan, ..... adalah dakwah.

Aku selalu mengingatkan keempat anak-anakku untuk mempersembahkan hidupnya untuk Allah, segala kemampuan yang mereka miliki musti dipakai berjuang di jalan Allah.  Ini rupanya membuat Adenku resah, lalu dia bertanya :"Gimana dong cara Aden berjuang di jalan Allah, lah wong Aden kerjaannya nggambar anime ?".

Lalu kujawab gini :" Al quran itu isinya nilai-nilai, ya sampaikanlah nilai-nilai qurani itu dalam gambarmu, dalam cerita komikmu, dalam game yang kamu buat.  Tidak harus menyampaikan bunyi ayat-ayatnya, tapi nilai-nilai qurani itu yang harus disampaikan ".  Alhamdulillah anak gantengku bisa menerima.  Allah juga yang menurunkan bakat menggambar Aden, dan bakat bakat lain kepada seluruh penghuni bumi ini.  Bila setiap orang berdakwah dengan cara mereka, maka seluruh penjuru bumi ini tersentuh dakwah yang menyejukkan.  Inilah salah satu makna bahwa ayat-ayatNya tersebar di alam semesta. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar