Selasa, 16 April 2013

Biar Beda Dengan Monyet

"Pasrah iya, tapi usaha itu ya harus.  Masak ada orang yang dieeem saja, trus mendapat apa yang diinginkannya.  Ibarat kepingin beras ya tanamlah padi, kepingin jagung ya nanam jagung ", gitu kata seorang saudaraku ketika aku bilang :"Aku pasrahkan Allah saja". 

Saat itu  kami ngobrol masalah anak-anak.  Dia melihat aku membiayai 3 anak kuliah, 1 SMA dan 1 SD, mungkin kelihatannya berat banget ... padahal biasa saja, ya seperti kubilang tadi, karena aku pasrahkan sama Allah.

Banyak orang yang berpikir pasrah itu diam, bagaimana pasrah menurut kalian sahabatku ?

Walaupun aku sudah sering membahas masalah pasrah dan usaha menurut tuntunan Allah dalam al qur'an, aku jadi tergelitik untuk membahasnya lagi gara-gara ucapan saudaraku ini.

Jadi menurut anggapan banyak orang, kalau kita ingin sesuatu, berusahalah lalu pasrahkan hasilnya pada Allah. Begini kan?

Ya, begitulah kalau kita berpikirnya materi, kepingin beli baju ya usaha, dapat uang lalu beli baju di pasar atau di butiknya aku ... (ehm), gak ada orang dieeem saja lalu plug dapat baju jatuh dari langit.  Begitu kan ?

Kepingin makan pisang ya usaha manjat pohon pisang, petik yang mateng lalu dimakan, urusan nanti dapat pisangnya manis atau sepet itu pasrah saja, .... atau diteriaki yang punya pohon, ya pasrah saja ..... yang penting sudah usaha manjat dan metik ........ haha .... monyet dong kita ?

Jadi kalau kita bergeraknya (baca: usahanya) karena makhluk (contohnya pisang) ... kita gak beda jauh dengan em - o - en - ye - e - te alias monyet.  Bedanya tipis saja,  kita pakai baju, monyet nggak.

Jadi jangan bergerak karena makhluk. 

Kalau menurut Indah sih (dari hasil interaksiku dengan al quran), jangan hidup untuk keinginan yang membuat kita menjalani hidup dengan usaha-usaha keras meraih keinginan itu.

Jadi, sejak awal pasrah dulu, pasrah hidup untuk Allah, hiduplah untuk mengabdi pada Allah.  Segala usaha dan keinginan tunduk dalam pasrah kepada Allah. 

Jadi pasrah itu sejak dari awalnya, prosesnya hingga akhirnya .... hmmm ..... kayaknya Indah pernah menulis tentang ini, tapi lupa di artikelku yang mana.

Soal usaha, bila yang dimaksud usaha itu bekerja, al quran mengajari bahwa  Allah menyuruh kita bekerja untuk mencari keridhaanNya dan untuk bersyukur kepadaNya, bukan bekerja untuk mencari uang, untuk membiayai sekolah anak-anak, untuk beli baju, untuk bikin rumah, untuk beli mobil.  Keinginan yang diajarkan di al quran adalah keinginan untuk meraih ridha Allah.

Bagaimana dengan urusan dunia yang banyak ini ? Indah dengan urusan butiknya, sahabatku ada yang punya bisnis frozen food, suamiku dengan kebunnya, sebagian orang jadi guru, karyawan, musisi, artis dll dll ..... aaaah, Indah juga pernah membahas masalah ini, lupa lagi di judul yang mana.

Dalam pekerjaan-pekerjaan itulah kita berusaha meraih ridhaNya. Persembahkan saja pekerjaan yang kita lakukan kepada Allah dengan jalan melakukannnya dengan penuh tanggung jawab sesuai petunjuk di al quran.  Jadikah pekerjaan kita ladang ibadah, tempat kita mengabdi kepada Allah, untuk mendapatkan ridhaNya.

Bagaimana dengan keinginan ?  Aaaah ..... Indah juga pernah membahas bagaimana mengenali keinginan, munculnya keinginan karena nafsu atau karena Allah ?

Bagaimana dengan kebutuhan yang banyak? kebutuhan dapur, uang SPP anak-anak, uang saku mereka, uang arisan ibu-ibu , listrik telepon , speedy .... wah sak hohah banyaknya ..... Kalau kita sudah bekerja untuk meraih keridhaan Allah, semua itu gak usah dipikirin deh .... sudah dipenuhi olehNya, kita gak pake pusing .....

Al quran mengajari kita bagaimana memperoleh keridhaan Allah, karena bila Allah sudah ridha, apapun bisa kita peroleh, bukan hanya materi, ada kebahagiaan spiritual yang begitu susah digambarkan keindahannya, inilah yang tak terjangkau di pikiran orang-orang yang terbiasa berpikir materi, rugi banget ..... makanya al quran suka menyebut 'orang yang merugi'.

Mau jadi orang yang merugi? nggggaaaak !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar