Selasa, 16 April 2013

Homeschoolling azzza .....

Akhirnya homescholling, nyerah dengan keputusan Insan, anakku yang istimewa. Ya, walaupun sudah dibujuk oleh bu Fani, guru wali kelas yang disayanginya.

Dari pembicaraan dengan bu Fani, jadi ketahuan kenapa dia tidak mau bergaul dengan teman sekelasnya, ternyata dia mengaku gak level dengan teman-temannya, dia merasa levelnya lebih tinggi dalam urusan game !!!   hihihi .... geli dan langsung ngakak, tapi geliku terpatahkan oleh argumentasi Aden, kakaknya yang kuliah di Tehnik Informatika ITB.  Kata Aden sih, gamenya adik itu gamenya mahasiswa TI, bahkan Insan bisa menyelesaikan game yang anak TI sendiri merasa kesulitan.  Insan juga bisa membuat game sendiri !!!

Dari bu Fani juga aku jadi tahu kalau Insan jarang sekali memperhatikan guru yang menerangkan di depan kelas, dia asyik sendiri dengan lap topnya.  Ternyata saat ditanya kenapa, dia jawab karena semuanya dia sudah ngerti.  Itu juga dia buktikan dari nilai rapotnya yang selalu bagus ....

Insan memang terlalu cerdas kupikir, banyak sekali hal-hal menakjubkan dari anak satu ini disamping kecerdasannya dalam pelajaran sekolah dan main game.  Dia juga cerdas dalam urusan seni, dia tidak pernah main musik, tapi begitu ada acara di sekolahnya, dia bilang ingin main keyboard 3 hari menjelang acara berlangsung, dan dalam 3 hari itu dia bisa memainkan lagu Titanic lengkap melodi accord dan pengiring dengan posisi jari yang benar hanya dengan belajar sendiri dari youtube !!!  Dalam sehari dia bisa memainkan recorder soprano dengan bersih !!! dalam 4 hari dia bisa menari tarian Bali 'Panji Semirang' dengan baik dan benar, ini tarian susah loh .... , karena aku yang sejak kecil suka menari ini baru bisa menarikan tarian itu dalam 2 minggu !!!

Akan halnya keputusannya yang sudah bulat masuk HS itu, dia bikin oret oretan 'proposal' padaku, dia bikin perbandingan sekolah umum dan HS.  Kalau di sekolah umum terlalu banyak tugas dan PR, ini yang membuat 'proyek'nya sendiri jadi terbengkalai.  Nah apa proyek Insan ini, dia masih merahasiakannya.  Tapi dengan HS, kata dia, dia ingin memperdalam coding (pemrograman komputer) dan bahasa Jepang, disamping dia cukup waktu untuk mengerjakan proyeknya.

Ya ya ya .... akhirnya kami, aku dan suami, mendaftarkan Insan di komunitas Sekolah Dolan yang aku dapatkan alamatnya dari pakdhe google.

Seru saat bisa ngobrol dengan mas Lukman, ternyata dialah 'otak'nya HS di Indonesia, dengan ide-idenya dia gandeng kak Seto hingga terbentuklah HS yang diakui dinas pendidikan.  HS di Malang ini punya banyak murid yang tersebar di luar Malang, di luar pulau Jawa hingga di luar negri.

Banyak alasan siswa yang ikut HS, ada yang ingin mengembangkan bakat musiknya, ada yang peragawati, ada yang pembalap nasional, ada yang karena fokus menghafal al quran, ada juga yang aneeeh kayak Insan .... hehehe, kubilang aneh karena terlalu cerdas, jadi gak seperti anak kebanyakan.

Bersyukur aku punya anak Insan, yang dengan caranya sendiri dia tidak mau menjadi 'korban' sistem pendidikan di Indonesia yang membebani anak dengan bermacam materi pelajaran hingga membunuh potensi dasar mereka.  Insan rupanya lebih tahu dirinya sendiri, dimana letak kemampuannya yang musti diasah dan di'genjot', juga tahu apa saja hal yang sia-sia dia kerjakan seperti tugas dan pr yang bejibun itu.

Di Sekolah Dolan, kita bisa memilih 3 sistem pembelajaran, yaitu : Online murni, yang biasanya diikuti oleh anak yang orang tuanya sering berpindah-pindah tugas, Comunity Visit, yaitu belajar bersama yang dibimbing oleh tutor di Jl. Galunggung Malang 3 kali dalam seminggu, dan pilihan ketiganya Home Visit, yaitu tutor yang datang ke rumah 3 kali seminggu.

Aku bisa bernafas lega setelah Insan memilih Home Visit, dan bukan online murni .... hehehe.  Kuatir anak sayangku ini terbenam di kamar terus, siang malam kelonan dengan lap topnya.

Memilih program yang manapun, yang berada di seputaran Malang tetap wajib hadir saat ada acara bersama seperti out bond , rekreasi dll dll.  Kegiatan ini dirancang agar siswa masih bisa bersosialisasi.

Nah, legaku yang lainnya, biarpun HS, siswa gak bisa semaunya sendiri, dengan dibimbing tutor, mereka harus membuat jadwal harian untuk dirinya sendiri, bangun jam berapa, jam berapa musti belajar matematika, fisika , dll dll ..... Setiap hari siswa melaksanakan jadwalnya dan mengesahkannya dengan tanda tangan orang tua.

Legaku untuk ke sekian kalinya, ternyata tutornya gak sembarangan, mereka memang orang yang ahli di bidangnya, berpendidikan S1 dan S2, dan mereka bersikap seperti teman dengan siswa, mereka membimbing, mengarahkan dan menjadi tempat berkonsultasi, bukan sistem mengajar yang membosankan seperti umumnya guru-murid.

Lega lagi ketika tahu disini juga ada program akselerasi, jadi Insan tetap SMA akselerasi.

Oh, ada satu lagi legaku, ternyata juga di Sekolah Dolan, biayanya tidaklah mahal.

Nah, tertarik dengan HS ?


1 komentar: