Senin, 01 April 2013

Tak Harus Menjadi Bunga

Malam menjelang tidur, gantengku ngomong begini :
"Sayang, kamu sudah punya karya yang bisa ditinggalkan untuk anak cucu ", katanya, yang dia maksud karya adalah bukuku yang baru terbit  'Menciptakan Keajaiban Finansial'.

"Aku belum", katanya lagi tanpa menunggu jawaban dariku.
"Ah, itu sih karya kita berdua", kataku.  Aku bukan bermaksud menghibur suamiku, tapi memang itulah adanya.  Aku bisa tegak berdiri karena Allah menurunkan seorang suami sebaik dia.  Dia adalah supporter utamaku, dia adalah semangatku, dia mengijinkanku berkembang dan dia adalah kebahagiaan yang Allah kirim untukku.  Karena semua itu aku bisa menulis.

Dulu aku begitu mengagumi eyang Syamsul'alam, dan beliau hanya mengatakan begini :" Sebenarnya orang yang lebih hebat dibandingkan dengan saya itu banyak sekali, hanya saja mereka tidak ditugasi menulis oleh Allah ".

Eyang Syamsul bukan sedang merendahkan diri, beliau hanya mengatakan kebenaran.  Tiap orang di dunia ini mempunyai peran  sesuai kebijaksanaan Allah.  Sepertiku, bila akhirnya perjalanan hidupku menyampaikan aku menjadi penulis, itu karena Allah yang menghendakinya.  Seperti anda juga, dengan beragam profesi dan peran anda.  Semua mempunyai arti di hadapan Allah.

Ikhlas menjalani peran yang Allah berikan pada kita, lalu melakukannya dengan hal terbaik untuk dipersembahkan kepada Allah, itulah energi dasyat yang akan menyampaikan kita sukses di hadapan Allah, dunia dan akhirat.

Tak harus menjadi bunga yang indah untuk bisa berharga, menjadi akar yang kuatpun adalah peran yang tak bisa diabaikan.  Anda tak harus 'terlihat' untuk menjadi sesuatu yang penting di alam semesta ini, cukup menjadi ikhlas dan lakukan yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar