Minggu, 07 April 2013

Pesan Di Balik Nasi Bungkus

 Kemarin saat ikut mas Hary nengok kebun, sengaja aku 'berburu' cabai rawit yang tumbuh liar di kebun, soalnya cabai sedang mahaaaaal. Di tukang sayur langgananku, cabai rawitnya sudah dikemas berbungkus kertas koran, dua ribu rupiah sebungkusnya, dan isinya bisa dihitung dengan mata merem  .... hehehe.

Belum lagi semua pohon cabai aku petik, aku sudah kecapean saking panasnya, padahal masih banyak cabai yang merah-merah. Aku ikhlasin saja wes, nyerah, gak tahan gatal, panas dan haus.

"Cabai disana mahal, makanya aku sengaja petik dari sini ", kataku yang masih terengah-engah pada seorang ibu pemilik kebun sebelah, aku pamerkan hasil 'buruan'ku di atas lincak bambu. Akupun duduk melepas lelah di lincak yang ditaruh di bawah pohon, angin yang bertiup sepoi-sepoi membantuku menerbangkan rasa lelah dan keringat yang dleweran.

"Wah, kok ditaruh di kerudung to bu, sini aku kasih kresek ", katanya lalu masuk ke gubugnya.  Ibu itu (hmm... aku gak tahu namanya) dan suaminya membangun gubug di kebun ini, sementara rumahnya sendiri di Dampit sana. 

Haha ... aku tadi memang kepanasan dan melepas kerudung, lalu kerudungku aku gunakan jadi 'tempat penampungan' cabai.... iiih , ngawur ya Indah .... jadi cabai rasa kerudung ini.

" Kalau nggak suka pedas sih gak susah kalau cabai mahal ", katanya.
" Kalau aku sekeluarga sih gak suka pedas, tapi tiap hari aku butuh cabai banyak, soalnya aku bikin nasi bungkus untuk pemulung, gelandangan, tukang sampah, tukang becak .... buat mereka, makanan kalau gak pedas gak nikmat ", kataku.

"Oh, ibu jualan nasi? dititip di warung warung gitu ?", tanyanya.
"Bukan dititip, tapi dibagi gratis", kataku.
"Oh ???", mata lebar ibu itu membelalak heran.
"Ya, itu kan perintah Allah di al quran", celotehku.

Memang kegiatan memberi makan fakir miskin itu belum umum dilakukan oleh banyak keluarga muslim, padahal ayatnya kita hafal sejak kecil, itu tuh ... dalam surat Al Mauun.  Termasuk aku sendiri, dulu kupikir sudah cukup dengan beramal beras setiap bulan. Ternyata mengeluarkan nasi bungkus setiap hari itu mengundang kebahagiaan, menciptakan perasaan damai dan berkah dalam perniagaan.  Tapi melakukannya ya musti harus karena Allah, karena Allah yang nyuruh, untuk mendapat keridhaanNya.

Sejak rajin bagi-bagi nasi bungkus itu aku jadi berbeda, agak itungan gitu.  Kalau dulu aku gak peduli berapa  uang dibelanjakan hanya untuk makan enak di resto, sekarang jadi mikir dua tiga kali. Coba bantuin aku ngitung, kalau kami sekeluarga  makan di luar, kurang lebihnya sudah seratus ribu uang dikeluarkan.  Sementara dengan uang seratus ribu itu bisa jadi dua puluh nasi bungkus, yang bisa mengganjal perut tukang becak yang sudah tua, yang saat berangkat kerja belum tentu sarapan !!!

Ya sahabat-sahabatku, cobalah kalian melakukannya sendiri, dengan tangan kalian sendiri mengulurkan nasi kotak atau nasi bungkus ke dhuafa, lalu lihat mata mereka berbinar dan mengucap 'Alhamdulillah', lalu bibir kering mereka mengucap terimakasih pada kita.  Tangkap tatapan mata itu, mereka bukan hanya menerima nasi pengganjal perut, melainkan juga pertemanan, persaudaraan dan dukungan tulus untuk perjuangan mereka.

Nasi bungkus seperti menyampaikan pesan padaku, janganlah hidup berlebihan sementara kanan kiri kita kekurangan, sederhana sajalah dalam hidup agar lebih banyak yang bisa kita berikan pada sesama, dukunglah saudara-saudaramu yang sedang berjuang melawan kemiskinan.  Kasihilah sesamamu, bukankah Allah sudah mengasihimu dan memberimu rizki tanpa ada hari yang terlewat ?

Bagi kita, mungkin tak begitu berarti sebungkus nasi dengan lauk sederhana seharga lima ribu rupiah, tapi bagi mereka, uang lima ribu rupiah bisa dialihkan ke hal yang lebih penting bila kita sudah membantunya dengan sebungkus nasi.

Mungkin masih belum banyak tersingkap rahasia, mengapa Allah menyuruh kita memberi makan fakir miskin, bukan memberi uang.  Tapi bagiku, bila itu perintah Allah, ya dilaksanakan saja,  tidak harus tahu alasan Allah dibalik perintah itu.

Pesan di balik nasi bungkus, bisa jadi berbeda antara satu dengan lainnya.  Mungkin kalian bisa menangkap pesan yang lain? Ceritain aku yaaa ......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar