Rabu, 17 April 2013

Pasrah Sejak Dari Awal

Rupanya ada yang bingung dengan tulisanku di 'Biar Beda Dengan Monyet'. soal pasrah.  Ini aku mau bahas lagi yang lebih pelan pelan .... hehehe.

Gini kan orang pada umumnya bilang :" Usaha dulu secara maksimal, hasilnya pasrahkan Allah".

Kalau Indah bilang : "Pasrah itu sejak awalnya, prosesnya hingga akhirnya".

Baiklah, kita bikin kata-kata yang lebih khusus.

"Kalau kamu ingin lulus sekolah, ya belajarlah sungguh-sungguh, hasilnya pasrahkan pada Allah".

Nah, amati 'pergerakan' kalimat di atas  : yang pertama adalah lulus sekolah (keinginan), yang kedua adalah belajar sungguh-sungguh (proses) lalu pasrahkan Allah (hasilnya).

Nomer satunya adalah keinginan lulus sekolah ...... ini yang aku bilang bergerak karena sesuatu selain Allah / makhluk.  Setelah itu kita menjalani prosesnya (belajar) lalu memasrahkan hasilnya pada Allah.

Coba bandingkan dengan kalimat ini :

"Allahlah yang menyuruh kamu belajar, makanya kamu sekolah, kalau lulus nanti akan lebih maksimal dalam mengabdi kepada Allah ".

Sekarang renungkan kalimat di atas, beda bukan dengan kalimat yang pertama ? walaupun yang dilakukan sama, pergi sekolah, belajar, menempuh ujian dan lulus.  Ketika wisuda, sama-sama memakai toga dan disalami oleh Kepala sekolah atau Rektor, dan berfoto dengan bahagia diapit kedua orang tua .... (iiih, aku mendambakan saat seperti ini dengan Aden, Zeli dan Gandung ....)

Banyak kalimat yang tersebar di masyarakat yang musti hati-hati kita terima, contohnya :
"Jangankan lulusan SMA, sarjana saja banyak yang nganggur", ..... nah bukankah ini sebuah contoh bahwa tujuan sekolah itu untuk mendapatkan pekerjaan ?  Bergerak karena ingin memperoleh pekerjaan, sedangkan pekerjaan itu sesuatu selain Allah atau disebut juga makhluk ..... Ini bahaya buat iman anak-anak kita dan iman kita sendiri.

Begitu pula dengan bekerja mencari nafkah, kebanyakan orang bekerja ya untuk mencari uang, dan dengan uang itu kita memenuhi kebutuhan keluarga dan membiayai sekolah anak-anak, membeli rumah, mobil dll dll dll. Berapa hasil usaha kita itu, cukup atau tidak cukup, kita pasrahkan Allah, yang penting sudah berusaha.

Kalau kata Indah sih, al quran tidak pernah menyuruh orang bekerja untuk mencari uang dll dll nya itu.  Al quran mengajari kita agar bekerja mencari keridhaan Allah dan bersyukur kepadaNya.

Orang yang berfokus pada keridhaan Allah, gak perlu dipusingkan dengan kebutuhan yang banyaaaaak itu, karena yakin akan jaminan Allah akan rejekiNya, seperti yang tertulis di al quran bahwa Allah yang menjamin rejeki makhlukNya.  Urusan rejeki ini bukan urusan kita, tapi urusan Allah, jadi jangan sombong dan mengambil alih urusan yang menjadi haknya Allah.  Jadi semestinya sejak awal kita sudah memasrahkan hidup kepada Allah, proses yang dijalani (bekerja) juga kita persembahkan sebaik-baiknya kepada Allah, hasilnya pasrah dan bersyukur.

Kedua jenis orang ini secara lahiriahnya sama saja, tiap hari bekerja dan memperoleh uang, dan dengan uang itu dia memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya dan berjuang di jalanNya.  Yang membedakannya mind setnya, dan tentu saja hasilnya beda .... Coba saja rasakan, bila dulu bekerja untuk mencari uang, mulai sekarang bekerja untuk keridhaan Allah dan menjalankan pasrah sejak awalnya.

Bagi yang sudah menjalani pasrah sejak dari awalnya, pasti bisa merasakan betapa damainya bila dibandingkan dengan sebelumnya.  Pasti juga bisa merasakan hasilnya yang amat luar biasa, seperti Indah bilang, enakan mana berusaha keras untuk membeli mobil atau berusaha mendekati sang pemilik pabrik mobil yang amat murah hati, yang selalu memberi mobil kepada orang yang dekat dengannya ?


6 komentar:

  1. Setuju sekali Mba Indah, tidak ada satupun ayat yg mengatakan kita harus bekerja utk mencari nafkah. Kita diciptakan tdk utk tujuan lain kecuali beribadah. Jadi kerja dan sebagainya bukan utk mencari nafkah, tapi utk ibadah

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih pak Yudi komentarnya, ya memang sejak kita kecil sudah terbiasa dengan pola pikir seperti itu, contohnya kalau ayah pergi ke kantor bilangnya : ayah pergi dulu nyari uang ..... dll dll banyak sekali paradigma yang musti diluruskan.

      Hapus
  2. Mbak boleh nanya gak?Nanya tok pasti boleh deeehh..hehe.Utk belajar pasrah & ridho yg bener dulu mbk gmn?Sy msh belajar pasrah & ridho lwt lisan dgn harapan turun ke hati mbak yg nantinya mengubah mindset..mungkin prakteknya seperti apa ya mbak?makasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang untuk bisa pasrah dan ridha itu membutuhkan proses, belajarnya ya memahami dulu bahwa segala peristiwa ini adalah pemberian Allah dan pasti inilah yang terbaik. Setelah itu hati bisa menerima dengan rela. Sambil bermohon kepada Allah agar diberi ridha dan ikhlas.

      Hapus
  3. Subhanallah bu..saya boleh sungkem ya, mohon angkat saya jadi murid panjenengan nggeh bu hehe.. Alhamdulillah pencerahan ini, jd selama ini mindset saya yg salah, Astaghfirllah.. trmksh bu innuri.. blog ibu wajibb di bookmark ini hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak perlu sungkem mbak yuni, saya masih imyuuut .... belum nenek nenek ... hahaha ...kita belajar sama sama ya mbak, mari sama sama berguru pada Allah.

      Hapus