Rabu, 08 Maret 2017

Meniadakan aku Mendominankan Allah

Meniadakan Aku
Mendominankan Allah
#innuriinspirasi
Pernahkah kita merasa berhasil melakukan sesuatu ? Atau merasa kagum dengan pencapaian-pencapaian diri sendiri ? Walau dibubuhi dengan kata 'Alhamdulillah', tetap ada yang kurang tepat disini.
Bahkan hingga detik ini aku masih kena perasaan seperti itu. Hingga ku teringat kata pak Sonnie :"Kalau mau tahu dimana orang kafir itu , ngaca saja !" Bukankah orang yang merasa 'telah melakukan sesuatu' adalah orang yang menutupi dominasi peran Tuhan dalam dirinya. Menutup itu kafir namanya.

Pernahkah juga kalian begitu khawatir dengan kewajiban-kewajiban yang menghadang di masa depan ? Takut tidak bisa menyelesaikannya, takut gagal , takut resikonya , dll . Itulah bila mengandalkan kemampuan diri sendiri , banyak khawatirnya. Tapi berharap Allah membantu juga kurang tepat karena Allah adalah Tuhanmu dan bukan pembantumu. Allah adalah Tuhan Yang Mengatur segala urusan , jadi yang tepat adalah memasrahkan urusanmu kepadaNya. Jangan tutup dirimu dari pertolonganNya dengan rasa khawatir.
Meniadakan aku berarti meniadakan rasa ini punyaku , ini hasil perjuanganku , ini hasil kerja kerasku , ini kepintaranku mengatur strategi , ini konsepku , ini bla bla bla ku. Karena pada hakekatnya kasih sayang Allahlah yang berbuat lewat dirimu.
Mengijinkan Allah menggunakan dirimu untuk segala kebijaksanaannya di alam semesta. Merasa diri tak punya apa-apa dan tak bisa apa-apa , hanya menjalankan rencanaNya.
Berhenti merencanakan sesuatu , menggantinya dengan memasrahkan rencana-rencana itu kepada Allah. Biarlah Allah memutuskan apa rencanaNya untukmu , yang pasti terbaca oleh hatimu saat kondisi pasrah.

Berhenti merasa khawatir , menggantinya dengan  mempercayakan segala urusan kepada kasih sayang Allah.
Allah itu dekat , saking dekatnya sampai kita tak bisa melihatNya.
Mendominasikan Allah di pikiran ,di hatimu , di hidupmu , merasa Allah selalu menemani dan menuntunmu. Inilah awal dimulainya perjalanan indahmu denganNya.

Tak ada yang boleh membebani pikiran dan hati , karena disana hanya boleh ada Allah saja. "Itu terlalu sulit ". Kalau masih bilang begini, maka dia masih pakai konsep keakuan, belum pasrah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar