Rabu, 04 Juli 2018

Antara Memaafkan dan Sakit

Dear Allah lovers. 
Hari ini aku membantu PLR (Past Life Regression) seorang sahabat.  Seperti biasa Innuri gak tahu sama sekali tentang beliau,  tahunya cuma beliau polisi dan pembacaku. 

Pada sebuah episode kehidupan sebelumnya dia pernah menjadi tentara pribumi bentukan Jepang saat penjajahan Jepang di Indonesia dulu.  Pada masa itu dia pernah diinjak injak punggungnya (dalam keadaan tengkurap di atas tanah)  oleh tentara jepang , sampai cacat dan menderita sakit punggung sampai dia meninggal. Dia tidak bisa memaafkan perbuatan tentara jepang itu sampai meninggalnya. 

Akupun bertanya, "Apa sekarang sering sakit punggung?"
Dia jawab iya dan nyeri punggungnya susah sembuhnya,  dipijat kadang membaik kadang tidak,  kalau membaik sering kambuh lagi. 

Maka aku sarankan dia untuk memaafkan kejadian di masa itu.  Setelah berhasil memaafkan, aku tanya lagi,  bagaimana rasa punggungnya?  Dia tersenyum dan bilang membaik. 

"Apa bisa sembuh sama sekali tanpa berobat? " tanyanya.

Aku jawab bisa,  cuma aku anjurkan untuk peregangan saja. 

Cerita ini bisa diambil hikmahnya untuk selalu memaafkan. Mempertahankan dendam itu ternyata memberi rasa sakit yang lebih panjang,  bahkan hingga kehidupan selanjutnya.

Dan juga bila sekarang sedang mengalami sakit dan tidak sembuh dengan berobat kesana kemari,  barangkali itu bawaan masa lalu yang belum tuntas. Ya barangkali, aku banyak menyaksikan hal seperti ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar