Selasa, 16 Agustus 2011

Titian Serambut Dibelah Tujuh (4) Terjatuh dalam larangan Allah

Sakitnya terjatuh saat kita berjalan, atau tersandung hingga keseleo... sungguh tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan terjatuh dalam larangan Allah.
Dengan alasan apapun sesuatu yang dilarang Allah bukanlah solusi dari setiap permasalahan yang kita hadapi.  Terjatuh 'model' begini sungguh luar biasa sakitnya dan belum tentu dalam setahun dua tahun Allah akan mengampuni dosa kita.

Kejadiannya ketika presiden kita yang ganteng menaikkan harga BBM hingga hampir dua kali lipat.  Beberapa pelanggan tetapku mulai berguguran, ada yang mengurangi karyawannya, ada yang sama sekali  tutup.  Aku merugi dari 1 juta hingga 10 juta per bulan selama lebih dari setahun, namun aku tetap memutuskan untuk tidak mengurangi karyawan, tetap berjalan walau tertatih-tatih.

Sementara itu banyak tawaran dari bank yang mau memberikan pinjaman. Suamiku sudah mencoba mengajukan permohonan pinjaman ke bank syariah, kupikir agar lebih terpelihara dari dosa, tapi mereka malah menolak...... Aku harus memilih, tetap mempertahankan usaha ini dengan mengurangi jumlah karyawan, atau jalan terus dengan karyawan yang ada tapi musti menambah modal. Pilihan yang sulit, mengingat sudah sekian lama karyawanku bekerja dengan kesetiaan mereka. Lalu kami putuskan untuk menerima tawaran dari bank konvensional.  Tadinya kupikir bunga yang hanya 1-2% sebulan, tentu bukan riba karena yang disebut riba di Al Qur'an adalah pengembalian hutang yang berlipat ganda. Tapi ternyata aku salah besar.

Merasakan punya hutang dari bank riba, sungguh tidak enak banget dan bukanlah solusi terbaik.  Baru kutahu apa arti bunga menetap (fixed) dan bunga menurun.  Jadi bunga yang judulnya 1,...% (lupa persisnya) sebulan itu kalau diakumulasikan dalam 3 tahun masa pinjaman, bisa hampir berlipat juga. Karena dalam bunga menetap, meskipun hutang kita berkurang, bunganya tetap dihitung berdasarkan jumlah pinjaman awal. Tuh kan? mau dapat solusi malah dapat beban baru.

Otak kita itu seperti google search, apa yang terpikir oleh kita pasti memunculkan diri.  Contohnya saat aku dan suamiku menganggap bahwa yang bisa menyelesaikan persoalan itu adalah tambahan modal dari bank, ya itulah yang terjadi.  Coba saja seandainya yang terpikir saat itu adalah pertolongan Allah, pasti akan lain lagi ceritanya.  Allah punya gudang solusi yang tak tergambarkan oleh pikiran kita yang sempit ini. Allah  adalah Al Wasii (yang Maha Luas Karunianya).... karunia Allah tak akan terhalang oleh krisis ekonomi model apapun....

Kesalahanku saat itu sungguh fatal dan menambah ketidakberkahan dalam perniagaanku.  Saat aku ingin sekali keluar dari jeratan hutang, hutangku malah makin bertambah dan bertambah.... Kenapa bisa demikian? karena informasi yang membanjiri otak kita adalah "solusi dari masalah kekurangan modal adalah uang, dan uang diperoleh dari hutang", ditambah kemudahan dari bank untuk menambah jumlah pinjaman. 

Untuk keluar dari hutang, kita harus mencerabut total seluruh pemikiran salah yang sudah kadung tertanam dengan akar-akar yang kuat. Akhirnya tidak ada solusi lain selain kembali kepada Allah. Yang kulakukan  adalah menata hati dan niat , banyak beristighfar, aku 'melipat gandakan uangku' dengan banyak bersedekah dan menyerahkan semua persoalan kepada Allah. Menyadari bahwa segala peristiwa dalam hidup ini merupakan cara Allah berkomunikasi dengan makhlukNya.  Aku tidak menyesali semua yang terjadi, karena dengan demikian aku menjadi tahu bahwa Allah melarang riba adalah demi kebaikan makhlukNya.

Bersedekah menjadi salah satu cara yang ampuh sekali dalam mengatasi masalah keuangan.  Tadinya niat bersedekah karena mengharap dilipat gandakan sama Allah, lalu lama-lama jadi kebutuhan, lalu menjadi kesenangan dan akhirnya karena kasih sayang pada sesama dan mengharap ridhaNya semata.  Senang karena Allah menjadikan tanganku diatas dan aku amat menikmati peran ini.

Sedekah yang mendatangkan keajaiban memang sedekah yang ikhlas, banyak dan ikhlas .... hehehe. Pas punya uang sejuta, yang kusedekahkan limaratus ribu, pas punya uang lima ratus ribu sedekahnya empat ratus ribu.  Kadang pas besoknya gajian karyawan, hari ini cuma pegang beberapa ratus ribu, kusedekahkan saja yang limaratus ribu, kubilang gaji karyawan biar Allah saja yang mikir.... eh, habis itu dapat transaksi yang bisa memenuhi gaji karyawan, bahkan lebih.

Ada lagi cara untuk menyelesaikan hutang, adalah dengan 'tidak merasa punya hutang'. Mungkin anda bertanya, gimana caranya?  Begini, Allah menyuruh kita bekerja, berpencar di atas bumi untuk mencari karuniaNya, jadi niat kita bekerja adalah untuk mengabdi pada Allah, bukan untuk bayar hutang atau keperluan yang lain.  Masalah hutang dan kebutuhan hidup yang banyak itu biarlah jadi urusan Allah, urusan kita adalah mengabdi padaNya.  Jadi kita bekerja dengan penuh kesenangan, tanpa beban.

Saat kita bisa mengkondisikan perasaan dan pikiran kita untuk bekerja karena Allah, tanpa beban apapun hingga bisa bekerja dengan ikhlas dan gembira, saat itulah pertolongan Allah berjatuhan, penuh keajaiban dan kadang tidak masuk akal..... Aku banyak meng'koleksi' keajaiban ini,  hingga hatiku tak pernah lagi merasa khawatir akan kehidupan di dunia ini.  Yang ada dalam pikiran kita hanyalah keinginan untuk mempersembahkan yang terbaik buat Allah. 

Makanya, terhadap aturan Allah baik perintah maupun laranganNya, sikap terbaik kita adalah patuh dan taat.  Hentikan sikap tawar menawar seperti yang pernah kulakukan, karena Allah akan memberikan teguran dan pelajaranNya dengan caraNya....... Masih bagus bila Allah menghukum kita di dunia ini, seandainya Allah membiarkan kita dalam kesalahan, tapi menghukum kita di akhirat nanti, sanggup?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar