Selasa, 16 Agustus 2011

Berkuda Berenang dan Memanah

Yang bisa kuingat tentang ramadhan di masa kecilku adalah senangnya mempunyai baju baru.  Ibu suka menjahit sendiri bajuku dan baju adikku Anisa, walau terkadang beli baju jadi atau dijahitkan di penjahit langganan ibu.  Saat kakak sudah bisa menjahit, giliran kakak yang menjahit bajuku dan baju adik-adikku.

Kuingat, di masa itu aku suka sekali menunggui ibu menjahit dan suka bertanya terus, kok dipotong begini, ini buat apa dan banyak pertanyaan cerewet lainnya.  Ibu biasanya hanya tersenyum, tidak menjawab, juga tidak memarahi.  Baru setelah bajunya selesai, aku jadi tahu mengapa ibu memotong seperti itu, akupun memakai baju baruku dengan bangga.

Apa yang kulakukan di masa kecilku  rupanya menurun ke Alni. Alni suka cerewet saat menungguiku menjahit bajunya, kadang dia menempelkan potongan kain yang belum dijahit ke badannya, lalu berkata ,"Gini lo buk yang benar, ini buat disini".  Akupun tertawa dan bilang kalau dia persis aku di masa kecil. 

Pengalaman masa kecilku itu membuatku mencontoh ibu, sejak Aden kecil aku memang suka menjahit sendiri baju anak-anakku, bahkan hingga sekarang saat sudah punya beberapa orang penjahit. Bila di masa lalu bisa menjahit sendiri membuatku bisa melakukan penghematan yang banyak, sekarang merupakan ekspresi kecintaanku pada mereka.

Bahkan ketrampilan menjahit pernah menolongku saat suamiku jatuh dalam bisnisnya. Saat itu masih tinggal di Bali, teman-temanku yang mengetahui bila keluargaku sedang terpuruk berusaha membantuku dengan menjahitkan baju-baju mereka padaku.  Berawal dari peristiwa itu Cantiqku berkembang dan berkembang hingga sekarang.

Semua itu membuatku mengambil kesimpulan bahwa ketrampilan itu penting, bukan hanya ketrampilan menjahit tentu saja, melainkan berbagai ketrampilan sebagai bekal kehidupan.  Akupun jadi suka prihatin melihat banyak anak-anak muslim tidak mempunyai ketrampilan apa-apa, mereka bersekolah di madrasah dan mencari pekerjaan tanpa bekal ketrampilan apapun.  Anak-anak seperti ini banyak kujumpai di lingkunganku, teristimewa yang melamar pekerjaan ke Cantiqku. Setelah mereka diterima di Cantiq, mereka jadi amat merepotkan karena tidak adanya ketrampilan itu, perlu segudang kesabaran menghadapi anak-anak ini.

Padahal Islam bukan hanya soal mengaji, shalat, zakat dan ritual-ritual lainnya. Islam adalah agama yang amat memperhatikan masalah ketrampilan, bahkan Nabi saja menjahit sendiri bajunya yang sobek.  Ada hadist yang amat terkenal, yang menyuruh kita mengajari anak-anak berkuda, berenang dan memanah.  Kalau aku mamahami hadist ini, berarti anak-anak muslim musti dibekali dengan ketrampilan menguasai 'air/lautan', menguasai 'daratan/bumi' dan tahu ke mana' arah/sasaran' yang mereka tuju. 

Seperti juga Cantiqku yang tidak boleh 'jalan ditempat' dan cuma jadi 'jago kandang', mesti menguasai darat dan laut dalam arti meluaskan wilayah pemasarannya hingga keluar pulau bahkan keluar negeri, melintasi daratan dan lautan.  

Banyak ketrampilan yang dibutuhkan untuk bisa melintasi darat dan laut, sebagai pengusaha, selain kapasitas produksi dan barang yang marketable, juga kemampuan negosiasi dagang dengan fihak luar yang bukan hanya sekedar terampil berbahasa asing, banyak strategi yang musti dipelajari. 

Mungkin inilah yang dikehendaki hadist tersebut, agar umat Islam bisa menguasai dunia dan memperluas wilayah penyebaran umat Islam di seluruh pelosok dunia.  Bila masing-masing muslim berdakwah minimal satu ayat,  maka dakwahpun akan menyebar, ibarat tidak ada 1 cm pun tanah di bumi yang terluput dari dakwah Islam. Sudikah kita masuk dalam 'rombongan dakwah' ini? Segala potensi sudah Allah bekalkan dalam diri anda, tinggal mau atau tidak.

Aku lihat banyak teman-temanku sesama pengusaha seolah 'terkurung' dalam usahanya.  Bila ditinggal pemiliknya sebentar saja, semua menjadi kocar-kacir.  Padahal salah satu cara untuk maju adalah melihat daerah lain dan melihat kemajuan dunia di berbagai tempat. Musti menerapkan management yang bagus untuk usahanya, agar bisa ditinggal-tinggal demi kemajuan bersama.

Sebagai orang tua yang diberi amanah Allah mendidik anak-anak kita -generasi muda Islam- jangan lupakan mengajari anak-anak kita seperti yang dikehendaki agama, berkuda, berenang dan memanah atau menguasai darat, laut dan tahu arah/tujuan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar