Rabu, 22 Juni 2011

Google Search dan Iman

Sudah beberapa lama aku membuat tulisan di blog, lalu membagikannya ke teman-temanku di face book, ada yang suka dan ada yang memberi komentar, semua itu membuat aku bahagia. Ingin berdakwah tapi tidak menguasai Al Qur'an dan Hadist, itulah aku, makanya aku berdakwah dengan caraku sendiri, dan aku senang.....

Aku tak pernah menyangka bila ternyata blogku banyak yang membuka, bahkan dari Amerika, Malaysia, dan sederet nama negara lain.  25% pembaca blogku ternyata orang luar negri.... menakjubkan. Mungkin mereka masuk lewat komunitas disainer dunia yang kuikuti.  Trimakasih deh kuucapkan kepada semuanya, semoga Allah menuntun kita dalam ridhaNya.

Kuduga, pembaca luar negri itu memahami blogku dengan jalan menerjemahkannya lewat google translate.  Maka aku coba-coba melakukannya, dan wusss..... dalam hitungan detik, artikel yang panjang itu berubah menjadi berbahasa Inggris. Begini tho rasanya hidup di jaman serba canggih, trimakasih Allah yang telah membuatku mengalami era informasi yang menakjubkan.

Ingat bagaimana dulu mulai belajar internet, Aden sebagai 'instruktur'nya.  Aku begitu heran dengan google search, bahkan google juga ngerti bahasa Jawa.
" Sudahlah, bukan tugas ibu mikir bagaimana prosesnya, nikmati saja lah", begitu kata Aden sambil tertawa.... Oalah, wong nek gaptek, jian ngisin isini tenan... hehehe.

Ternyata, dari jaman batu sampai sekarang, rasa ingin tahu manusia sering tidak pada tempatnya, gak mikir apakah kecerdasannya cukup untuk memahami hal yang rumit-rumit.
Masih mending bila rasa ingin tahu itu tidak berkaitan dengan keimanan, jadi tidak ada resiko di akhirat.  Tapi, kalau rasa ingin tahu yang tak terpuaskan membuat kita tidak beriman, alangkah rugi dan menyesalnya kita nanti. 

Contohnya banyak dilukiskan di Al Qur'an, diantaranya ; umat Nabi Musa ingin melihat Allah dengan nyata barulah mereka beriman, di surat Yasin diceritakan tentang orang yang menyatakan keheranannya, bagaimana bisa tulang belulang dan tubuh yang telah hancur menjadi tanah bisa menjadi ciptaan yang baru?  Allah pun menjawab dengan jawaban yang tak terbantahkan, bahwa yang menghidupkannya adalah yang telah menciptakannya pertama kali.  Tapi tetap saja mereka tidak beriman karena kesombongannya.
Semoga Allah melindungi kita semua dari kesesatan setelah memperoleh petunjuk.

Sebagaimana saat kita menuliskan sebuah kata, misalnya 'pelangi' di google search, maka google akan memunculkan apa yang kita minta lengkap dari gambar hingga artikelnya. Siapapun yang melakukannya, baik percaya ataupun tidak, tahu prosesnya ataupun tidak, maka hal seperti ini akan berlaku.
Begitupun kita dengan Allah, segala kejadian yang dilukiskan dalam Al Qur'an pasti terjadi dan pasti berlaku, baik kita percaya ataupun tidak, dan kita tidak berkewajiban untuk mengetahui prosesnya.

Mukjijat yang dibawa Nabi kepada umatnya, memang sudah direncanakan oleh Yang Maha Merencana hingga pas banget dengan kondisi jaman itu.  Seperti di jaman Nabi Musa yang menganggap ahli sihir sebagai profesi yang dihormati dan keren abis, Allahpun membekali N Musa dengan berbagai hal mengagumkan yang bisa mengalahkan ahli sihir. Begitupun di jaman N Muhammad yang umatnya begitu mengagungkan ilmu pengetahuan, mukjijat yang dibawanya adalah Al Qur'an yang banyak mengandung kebenaran ilmiah.

Berada di jaman kini rasanya lebih mudah dalam membawa diri kita dan keluarga untuk menjadi orang beriman dengan haqqul yakin.  Selain mukjijat Al Quran yang tak terbantahkan, banyak hal bisa dijadikan contoh untuk menerangkan kepada anak-anak kita akan berbagai hal yang dulu tidak mudah difahami.

Contohnya bila jaman dulu kepada Aden kecil yang ingin melihat Allah, aku hanya bisa mengatakan bahwa Allah tidak bisa dilihat.  Sekarang kepada Alni aku bisa menjelaskan bahwa hal-hal nyata yang benar-benar ada tak selalu bisa dilihat.  Aku mengibaratkannya dengan remote kontrol, dia tahu bahwa benda itu bisa menggerakkan benda lain tanpa menyentuhnya, akupun bilang bahwa remote bekerja lewat gelombang elektromagnetik, gelombang itu tidak bisa dilihat tetapi ada.  Tentu saja Alni masih bertanya terus, gelombang itu apa?  hehehe.... tapi minimal dia mengerti bahwa sesuatu yang ada dan mempunyai kekuatan besar tak selalu bisa dilihat, diapun lebih mudah mengerti kenapa Allah tidak bisa dilihat.

Semakin maju ilmu pengetahuan, maka semakin mudah kita memahami hukum-hukum yang dijabarkan dalam Al Qur'an, bahkan hukum-hukum yang berkaitan dengan 'rasa'.  Seperti perasaan dengki yang akhirnya menghancurkan diri sendiri, begitupun kesombongan, riya atau pamer, dan berbagai perasaan yang muncul di hati manusia, akan menuai akibat seperti yang disuratkan di dalam Al Qur'an.  Dengan adanya  Fisika Quantum, kebenaran yang menyangkut rasa ini akan dibuktikan secara ilmiah.
Terlepas kita percaya atau tidak, tahu prosesnya atau tidak, mengerti logikanya atau tidak, hukum-hukum itu akan berlaku dan menimpa kita.

Bila 'rasa' bisa diukur panjang gelombangnya dan bisa dibuktikan secara ilmiah akibatnya, bagaimana dengan perilaku menyimpang yang kasat mata. Seperti perilaku kasar, suka mengucapkan kata-kata kotor, tenggelam dalam minuman keras, narkoba, rokok, selingkuh ......., tentu akan lebih mudah ditemukan logikanya.... Tidakkah kita takut akan azab Allah yang pedihnya tak terbayangkan?

Beriman kepada Allah, kitabNya, malaikatNya, Nabi dan RasulNya, ketentuanNya dan hari kiamat, kelihatannya akan menjadi trend masa depan, trend orang-orang modern dan ilmiah.  Sudah jadul banget menyembah sesuatu yang dianggap bisa menjadi perantara kita dengan Tuhan dengan mewujudkannya dalam bentuk patung (berhala) karena itu tidak ilmiah banget, kuno banget.

Menjadi orang beriman dan memilih sikap mematuhi aturanNya (bertakwa) adalah sebuah pilihan cerdas, pilihan orang modern dan ilmiah.  Bila kita dengan senang hati dan bangga berani melanggar aturannya, maka ketahuilah bahwa untuk memperoleh azab yang pedih di dunia dan di akhirat, tidak mensyaratkan percaya atau tidak, mengetahui prosesnya atau tidak.  Semua hukumNya akan berlaku pada siapa saja yang beriman atau tidak.

Marilah kita bersyukur atas keimanan yang hingga hari ini dianugerahkanNya kepada kita. Semoga kita dan anak cucu kita hingga hari akhir nanti termasuk orang-orang yang beriman, karena hanya orang yang berimanlah yang beruntung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar