Rabu, 09 Januari 2013

Mengelola Rasa Khawatir

Kali ini aku ingin menjawab pertanyaan seseorang berkaitan dengan tulisanku kemarin.  Panjang sih pertanyaannya, kalau diringkas gini : bagaimana menghilangkan rasa khawatir saat mengalami usaha yang sedang sepi, sementara tagihan dari bank sudah nunggak dua bulan?

Pernah mengalaminya? atau sedang mengalami, atau gak mau mengalami? ... hmmm .... pernah atau tidak pernah mengalami, tetap ada gunanya menyimak analisa tante Indah (iiii kok tante ya? sejak kapan menikah dengan om kamu? ... hehehe), asal niatnya mencari ilmu karena Allah ya.

Jawabannya kutemukan saat sedag membaca surat al Mulk.  Mungkin ini salah satu gunanya menghafal al qur'an, karena selalu mengulang-ulang bacaan, jadi semakin mendalam makna yang diberikan Allah di hatiku.

Ini soal bisnis yang sepi dan rasa khawatir bisnisnya bakalan menyurut atau malah menghilang. Coba buka surat al Mulk ayat 2.

[67:2] Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,

Resapi maknanya .... apa hubungannya dengan bisnis yang sepi? Ketemu? .... yah ketemu.  Ayat itu mengatakan bahwa Allahlah yang menjadikan mati dan hidup, yang dimaksud disini bukan cuma mati dan hidupnya manusia, binatang, tumbuhan, matahari, bulan atau makhluk hidup lainnya .... tapi  Allah jugalah yang menjadikan mati dan hidupnya bisnis yang sedang kita jalankan !!!

Oke, faham sudah .... jadi kalau kita menganggap bahwa suksesnya usaha kita atau  berjalannya usaha kita selama bertahun-tahun itu karena kita kreatif dan pintar .... itu salah besar !!! 

Memangnya siapa yang bikin kita cerdas dan kreatif ? diri kita sendiri? wuih ! somse deh (sombong sekali) .... Kalau Allah cabut itu kepintaran kita dengan sedikit saja 'stroke ringan' ? siap? .... Makanya, bersyukurlah sahabat, karena cara Allah ngingetin cuma dengan sakitnya bisnis kita, bukan sakitnya diri kita ..... bahkan Allah memberi sehat wal 'afiat,  masih bisa nanya-nanya pula ke aku .... itu berarti Allah juga ngirim aku untukmu sahabat .... Betapa besarnya kasih sayang Allah padamu !!!

Jadi kalau udah nyadar bahwa yang membuat berjalannya usaha kita adalah kasih sayang Allah, yang menghidupkan dan mematikan usaha kita adalah Allah, selanjutnya adalah .... simak kembali kelanjutan kalimat di ayat tadi.  Kelanjutannya adalah  "supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang baik amalnya"

Jadi, apapun yang terjadi dalam hidup kita, termasuk jatuh bangunnya bisnis kita, itu hanyalah ujian bagi kita, agar Allah tahu siapa yang lebih baik amalnya.  Aku garis bawahi 'lebih baik amalnya' ....... ini adalah 'clue'nya,  perbuatan baik jadi kuncinya untuk melewati ujian dari Allah.

Udah dapat kesimpulannya kan?

Oh, ada satu lagi pertanyaan yang belum terjawab, soal tagihan dari bank dan rasa khawatir akan asetnya yang bisa saja disita ....

Gini sahabat, ingat nggak waktu kecil kita suka dibilangin sama guru ngaji kita : jangan takut sama hantu, takutnya sama Allah saja.  Coba kata 'hantu' nya diganti dengan apa saja yang sekarang anda takuti.  Jadi gini dong kalimatnya : Jangan takut sama bank, takutnya sama Allah saja.

Kita ini sebenarnya sedang 'dibuka' mata batin kita oleh Allah, jangan pikir bahwa bank bisa bertindak semaunya sendiri tanpa ijin dari Allah.  Tidak ! Segala sesuatu yang ada di dunia ini berada dalam genggaman Allah, gak peduli itu perusahaan raksasa yang mendunia atau perusahaan kripik tempe tetanggaku, bank dunia di swis atau bank nasional atau bank thithil  .... semua itu berada dalam kendali Allah Sang Penguasa jagad raya ini.  Jadi ......

Bila ingin berlindung dari ancaman bank, dekati Allah, minta perlindungannya ke Allah saja, 'negosiasinya' ke Allah saja.  Faham?

Hmmm .... Mudah-mudahan kalian faham penjelasanku ........ Beruntunglah kalian yang sedang menjalani ujian apa saja dari Allah, karena itu berarti Allah sedang menarik anda dalam diriNya, lebih dekat dan lebih memahamiNya.  Anda adalah orang-orang pilihan Allah, sekarang aku mau sarapan dulu sama gudeg dan ayam goreng masakan bu Kot.  Mau?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar