Dunia itu ilusi, kata orang bijak ..... betul, karena al qur'an juga bilang dunia ini adalah permainan dan senda gurau , maksudnya ada kehidupan yang lebih real, lebih 'wanted' daripada sekedar main-main. Makanya jangan ketipu sama dunia, ini hanya menunjukkan kebodohan kita. Trus ..... ?
Aku sendiri gak ngerti bener apa sih yang dimaksud dengan ilusi apalagi ungkapan 'dunia itu hanya ilusi'. Aku malah jadi ingat sama seorang selebritis ,Dedy siapa tuh ... Dedy corbuzer apa ... ya pokoknya ada zer zernya gitu .... hehehe. Dia seorang ilusionist katanya, orang yang pandai menciptakan ilusi atau tipuan, dengan kata lain dia itu penipu .... tapi kita merasa terhibur ditipunya ....
Di tengah ketidak mengertianku akan makna 'dunia itu hanya ilusi', kadang Allah memberiku pengertian juga, jadi kadang ngerti kadang nggak, seperti suara yang terdengar dari kejauhan, hilang timbul.
Kadang aku merasa bahwa dunia ini memang paduan antara alam ilusi dan alam nyata, atau seperti alam nyata yang terbungkus ilusi, baurannya begitu sempurna hingga yang terlihat hanya ilusinya. Yaaa, yang terlihat justru yang ilusinya, sedang yang nyatanya malah susah ditangkap. Hmmm .... bingung kan?
Saat kita hanya melihat dunia dari ilusinya, energi dan waktu kita banyak tersedot oleh persoalan-persoalan di dalamnya, jadi nggak kelihatan yang bukan ilusinya. Nah saat kita bisa menembus alam ilusinya, barulah kelihatan keindahan nyatanya. Ya tentunya keindahan nyatanya lebih menarik bila dibandingkan dengan ilusinya, ya kan? Makanya jangan berpijak di atas ilusi, ini sesuatu yang amat melelahkan.
Kita tahu ilusi merupakan suatu tipuan, jelas sekali tipuannya, semua orang tahu bakalan mati, tapi banyak yang gak mikirin kematian, semua orang tahu bahwa harta ini tidak kita bawa mati, tapi banyak orang memburunya dan menumpuk-numpuknya.
Contoh-contoh tipuan dunia ini bisa kita persempit dan kita perhalus .... setiap hal yang kita temui yang membuat kita terseret emosi atau terjebak dalam pemikiran, perasaan atau perilaku yang salah itupun tipuan.
Contoh-contoh tipuan dunia ini sering aku bahas di tulisan-tulisanku sebelumnya, silahkan dibuka buka lagi.
Biar nggak terjebak dalam ilusi, ini pengalamanku saat ini, jangan mudah tertipu oleh kenyataan, fokus pada Allah saja. Yang terlihat buruk belum tentu buruk, yang terlihat baikpun kadang menyembunyikan 'bom waktu'. Hal-hal yang terlihatnya manis kadang cuma alat untuk mengalihkan perhatian kita dari keindahan dekat dengan Allah.
Tandanya bila kita masih mudah tertipu dunia adalah kita gampang sedih dengan peristiwa kehilangan, sakit, dll .... dan mudah gembira dengan melimpahnya materi, kesempatan, dll .......
Untuk bisa bersikap (sikap lahir dan sikap batin) yang biasa-biasa saja dengan aneka peristiwa kehidupan memang perlu latihan, perlu menata alur pikiran yang membuat batin kita selalu nyaman dan enak dengan pahit manisnya peristiwa yang terlihat.
Selama ini orang cenderung memahami bahwa peristiwa yang terlihatlah yang mempengaruhi perasaan dan pemikiran kita, contohnya : bila ada keluarga yang sakit maka membuat kita jadi sedih dan pikiran sumpek. Ini adalah hukum kausalitas yang terbalik, yang menganggap bahwa alam ilusi mempengaruhi 'alam real'.
Padahal yang bener itu : pikiran dan perasaan yang benar dan luruslah yang membuat keluarga kita sehat. Inilah kebenarannya, 'alam real' mempengaruhi alam ilusi.
Trus kapan dong boleh merasa sedih? Yaaa.... saat kita jauh dari Allah, hanya ini yang boleh membuat kita sedih. Inilah 'isi' kehidupan, segalanya dikendalikan dari sini, karena Allahlah Yang Maha Mengendalikan Kehidupan. Dengan kata lain, bila ingin mengendalikan kehidupan, maka 'masuk'lah dalam 'sistem kendali'nya, masuklah dalam sistem kebijaksanaan Allah. Biarkan Allah berteman dengan kita, agar Dia mengajari dan menuntun kita bagaimana 'menciptakan kehidupan'.
Masih bingungkah dengan penjelasanku? Memang boleh banget bingung, mumpung bingung gak ada pajaknya ..... hehehe .... Semua ini baru bisa dimengerti dengan menjalankannya.
Langkah pertama, ikhlaslah dengan segala peristiwa dalam kehidupan, ikhlas 1000 %, jangan terpengaruh dengan suka duka dan hingar bingar kehidupan, selalu nyaman dan bahagia saja dengan apapun yang terjadi.
Selanjutnya selalu berbuat baik dan merespon segala hal dengan sikap terbaik kita. Sikap terbaik itu contohnya minta ampun / istighfar, sabar, memaafkan, membantu orang dengan bantuan lahir batin, bantuan lahir berupa memberi pertolongan materi atau non materi (nasehat, senyuman, menjadi pendengar yang baik, dll) bantuan batin berupa doa. Pokoknya lakukan sebanyak mungkin kebaikan dengan penuh ketulusan hati dan kasih sayang, jangan melakukan kebaikan tapi hati ngedumel. Musti sinkron antara perbuatan lahir dan batin.
Dua hal yang aku uraikan di atas bisa jadi kekuatan besar untuk 'masuk' dalam 'sistem kendali'Nya. Lalu perlahan lahan pemahaman kita akan tertuntun, bahwa yang 'menciptakan' sesuatu yang gemebyar (ilusi) di alam semesta ini adalah sesuatu yang halus di 'alam real'. Yang kita lihat jadi kebalik sekarang, ternyata dunia ini adalah ilusi yang terkendali dari 'alam real'.
Aku meletakkan frasa 'alam real' dalam tanda kutip dan bercetak miring, karena yang kumaksud alam real disini justru alam yang kita tidak melihatnya kecuali dengan mata batin yang tersucikan. Dengan kata lain, dunia yang kelihatan oleh mata kita dengan segala keindahan dan kesemrawutannya ini adalah alam ilusi, sedangkan alam realnya adalah sesuatu yang justru tidak kelihatan, tapi mengendalikan seluruh isi dunia dengan ijin dan hukum Allah.
Manusia sering tidak menyadari bahwa dirinya sendirilah yang mengendalikan kehidupannya, inilah yang membuat manusia sering menyalahkan takdir, alam, bahkan menyalahkan Tuhan. Unsur manusia yang tidak kelihatan yang berupa perasaan dan pemikirannya itulah yang mengendalikan hidup yang kelihatan. Jadi fokuslah ke dalam, benahi diri dari dalam, inilah yang menciptakan kenyataan yang terlihat dengan ijin dan hukum Allah.
Tuntunan lahir batin di dalam kitab suci itulah yang merupakan panduan kita untuk keluar dari alam ilusi, lalu masuk dalam alam real dan menyaksikan betapa dasyat kekuatannya, betapa seluruh kehidupan ini di bawah kendali 'alam real' yang selama ini kita sering mengabaikannya.
Perjalanan kita untuk keluar dari 'alam ilusi' ini memang membutuhkan waktu dan tuntunanNya. Kadang Allah 'menggiring' kita untuk masuk ke 'alam real' dengan perantaraan berbagai ujian dan cobaan yang tidak manis. Ujian dan cobaan itulah yang membuat kita memahami semua itu, jadi berterimaksihlah kepada ujian dan cobaan.
Akupun sedang belajar memahami semua hal yang aku tulis ini dengan perantaraan anakku Insan terbaring di RS kena DB, sementara ayahnya juga KO kena flu berat, alhamdulillah gantengku Aden pulang ...... banyak hal kuhadapi saat ini ...... Ujian dan cobaan yang kurasa berat ini telah menuntunku memahami kesalahan-kesalahanku dan juga pelanggaran-pelanggaran yang telah aku lakukan pada ayat-ayat Allah. Akulah yang telah 'menciptakan' Insan dan suamiku sakit tanpa aku menyadarinya ..... Hmmm ..... bagaimana penjelasannya yaaa, itu merupakan rahasia hati antara aku dengan Allah ....
Aku sendiri gak ngerti bener apa sih yang dimaksud dengan ilusi apalagi ungkapan 'dunia itu hanya ilusi'. Aku malah jadi ingat sama seorang selebritis ,Dedy siapa tuh ... Dedy corbuzer apa ... ya pokoknya ada zer zernya gitu .... hehehe. Dia seorang ilusionist katanya, orang yang pandai menciptakan ilusi atau tipuan, dengan kata lain dia itu penipu .... tapi kita merasa terhibur ditipunya ....
Di tengah ketidak mengertianku akan makna 'dunia itu hanya ilusi', kadang Allah memberiku pengertian juga, jadi kadang ngerti kadang nggak, seperti suara yang terdengar dari kejauhan, hilang timbul.
Kadang aku merasa bahwa dunia ini memang paduan antara alam ilusi dan alam nyata, atau seperti alam nyata yang terbungkus ilusi, baurannya begitu sempurna hingga yang terlihat hanya ilusinya. Yaaa, yang terlihat justru yang ilusinya, sedang yang nyatanya malah susah ditangkap. Hmmm .... bingung kan?
Saat kita hanya melihat dunia dari ilusinya, energi dan waktu kita banyak tersedot oleh persoalan-persoalan di dalamnya, jadi nggak kelihatan yang bukan ilusinya. Nah saat kita bisa menembus alam ilusinya, barulah kelihatan keindahan nyatanya. Ya tentunya keindahan nyatanya lebih menarik bila dibandingkan dengan ilusinya, ya kan? Makanya jangan berpijak di atas ilusi, ini sesuatu yang amat melelahkan.
Kita tahu ilusi merupakan suatu tipuan, jelas sekali tipuannya, semua orang tahu bakalan mati, tapi banyak yang gak mikirin kematian, semua orang tahu bahwa harta ini tidak kita bawa mati, tapi banyak orang memburunya dan menumpuk-numpuknya.
Contoh-contoh tipuan dunia ini bisa kita persempit dan kita perhalus .... setiap hal yang kita temui yang membuat kita terseret emosi atau terjebak dalam pemikiran, perasaan atau perilaku yang salah itupun tipuan.
Contoh-contoh tipuan dunia ini sering aku bahas di tulisan-tulisanku sebelumnya, silahkan dibuka buka lagi.
Biar nggak terjebak dalam ilusi, ini pengalamanku saat ini, jangan mudah tertipu oleh kenyataan, fokus pada Allah saja. Yang terlihat buruk belum tentu buruk, yang terlihat baikpun kadang menyembunyikan 'bom waktu'. Hal-hal yang terlihatnya manis kadang cuma alat untuk mengalihkan perhatian kita dari keindahan dekat dengan Allah.
Tandanya bila kita masih mudah tertipu dunia adalah kita gampang sedih dengan peristiwa kehilangan, sakit, dll .... dan mudah gembira dengan melimpahnya materi, kesempatan, dll .......
Untuk bisa bersikap (sikap lahir dan sikap batin) yang biasa-biasa saja dengan aneka peristiwa kehidupan memang perlu latihan, perlu menata alur pikiran yang membuat batin kita selalu nyaman dan enak dengan pahit manisnya peristiwa yang terlihat.
Selama ini orang cenderung memahami bahwa peristiwa yang terlihatlah yang mempengaruhi perasaan dan pemikiran kita, contohnya : bila ada keluarga yang sakit maka membuat kita jadi sedih dan pikiran sumpek. Ini adalah hukum kausalitas yang terbalik, yang menganggap bahwa alam ilusi mempengaruhi 'alam real'.
Padahal yang bener itu : pikiran dan perasaan yang benar dan luruslah yang membuat keluarga kita sehat. Inilah kebenarannya, 'alam real' mempengaruhi alam ilusi.
Trus kapan dong boleh merasa sedih? Yaaa.... saat kita jauh dari Allah, hanya ini yang boleh membuat kita sedih. Inilah 'isi' kehidupan, segalanya dikendalikan dari sini, karena Allahlah Yang Maha Mengendalikan Kehidupan. Dengan kata lain, bila ingin mengendalikan kehidupan, maka 'masuk'lah dalam 'sistem kendali'nya, masuklah dalam sistem kebijaksanaan Allah. Biarkan Allah berteman dengan kita, agar Dia mengajari dan menuntun kita bagaimana 'menciptakan kehidupan'.
Masih bingungkah dengan penjelasanku? Memang boleh banget bingung, mumpung bingung gak ada pajaknya ..... hehehe .... Semua ini baru bisa dimengerti dengan menjalankannya.
Langkah pertama, ikhlaslah dengan segala peristiwa dalam kehidupan, ikhlas 1000 %, jangan terpengaruh dengan suka duka dan hingar bingar kehidupan, selalu nyaman dan bahagia saja dengan apapun yang terjadi.
Selanjutnya selalu berbuat baik dan merespon segala hal dengan sikap terbaik kita. Sikap terbaik itu contohnya minta ampun / istighfar, sabar, memaafkan, membantu orang dengan bantuan lahir batin, bantuan lahir berupa memberi pertolongan materi atau non materi (nasehat, senyuman, menjadi pendengar yang baik, dll) bantuan batin berupa doa. Pokoknya lakukan sebanyak mungkin kebaikan dengan penuh ketulusan hati dan kasih sayang, jangan melakukan kebaikan tapi hati ngedumel. Musti sinkron antara perbuatan lahir dan batin.
Dua hal yang aku uraikan di atas bisa jadi kekuatan besar untuk 'masuk' dalam 'sistem kendali'Nya. Lalu perlahan lahan pemahaman kita akan tertuntun, bahwa yang 'menciptakan' sesuatu yang gemebyar (ilusi) di alam semesta ini adalah sesuatu yang halus di 'alam real'. Yang kita lihat jadi kebalik sekarang, ternyata dunia ini adalah ilusi yang terkendali dari 'alam real'.
Aku meletakkan frasa 'alam real' dalam tanda kutip dan bercetak miring, karena yang kumaksud alam real disini justru alam yang kita tidak melihatnya kecuali dengan mata batin yang tersucikan. Dengan kata lain, dunia yang kelihatan oleh mata kita dengan segala keindahan dan kesemrawutannya ini adalah alam ilusi, sedangkan alam realnya adalah sesuatu yang justru tidak kelihatan, tapi mengendalikan seluruh isi dunia dengan ijin dan hukum Allah.
Manusia sering tidak menyadari bahwa dirinya sendirilah yang mengendalikan kehidupannya, inilah yang membuat manusia sering menyalahkan takdir, alam, bahkan menyalahkan Tuhan. Unsur manusia yang tidak kelihatan yang berupa perasaan dan pemikirannya itulah yang mengendalikan hidup yang kelihatan. Jadi fokuslah ke dalam, benahi diri dari dalam, inilah yang menciptakan kenyataan yang terlihat dengan ijin dan hukum Allah.
Tuntunan lahir batin di dalam kitab suci itulah yang merupakan panduan kita untuk keluar dari alam ilusi, lalu masuk dalam alam real dan menyaksikan betapa dasyat kekuatannya, betapa seluruh kehidupan ini di bawah kendali 'alam real' yang selama ini kita sering mengabaikannya.
Perjalanan kita untuk keluar dari 'alam ilusi' ini memang membutuhkan waktu dan tuntunanNya. Kadang Allah 'menggiring' kita untuk masuk ke 'alam real' dengan perantaraan berbagai ujian dan cobaan yang tidak manis. Ujian dan cobaan itulah yang membuat kita memahami semua itu, jadi berterimaksihlah kepada ujian dan cobaan.
Akupun sedang belajar memahami semua hal yang aku tulis ini dengan perantaraan anakku Insan terbaring di RS kena DB, sementara ayahnya juga KO kena flu berat, alhamdulillah gantengku Aden pulang ...... banyak hal kuhadapi saat ini ...... Ujian dan cobaan yang kurasa berat ini telah menuntunku memahami kesalahan-kesalahanku dan juga pelanggaran-pelanggaran yang telah aku lakukan pada ayat-ayat Allah. Akulah yang telah 'menciptakan' Insan dan suamiku sakit tanpa aku menyadarinya ..... Hmmm ..... bagaimana penjelasannya yaaa, itu merupakan rahasia hati antara aku dengan Allah ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar