Selasa, 01 Januari 2013

Terimakasih Telah Mengajakku Melihat Kembang Api

Barangsiapa berbuat baik, maka kebaikan itu adalah untuk dirinya sendiri,  ini ajaran al qur'an. Perbuatan baik itu sendiri luas banget, bisa hal besar atau hal yang sekecil kecilnya, sampai hal yang nyelempit di hati, bila itu hal baik, pasti kita akan memperoleh balasannya. Bila kita ingin membuat orang lain bahagia, maka kita akan dibalas dengan kebahagiaan juga.

Kemarin pas malam tahun baru, suamiku kepingin ke Batu, yaa tentunya buat menikmati malam tahun baru.  Jawabanku, iya .  Padahal tahu nggak sudara-saudara , aku paling nggak suka keramaian macam begini.  Rasanya ngelu (pusing) membayangkan orang berdesak desakan lihat live musik di malam tahun baru, lalu disambut tiupan terompet yang memekakkan telinga ..... Apa yang kulihat di tivi jadi berputar putar di otakku, penonton berjubel sambil berjoged, penyanyi yang tampil seronok, ada penonton yang berkelahi, ada yang kejepit, terinjak  ..... Aaaah ...

Malam ini keempat anak anakku berceceran, Aden di Bandung, Zeli di Yogya, Alni di Ngantang di rumah neneknya, Insan di rumah tapi gak mau ikut ke Batu.

"Kita ngajak karyawan yuuuk", kataku pada suami, kupikir anak muda pasti senang lihat acara ramai ramai begini.
" Aku hanya ingin berduaan denganmu:", katanya dengan tatapan mata penuh arti, rasanya gak bakalan tega membuat mata itu kecewa.

Malam itu sehabis isya, aku mendampingi suamiku ke Batu hanya untuk membuatnya bahagia, hanya itu tujuanku.  Dalam hati aku berdoa minta keselamatan dari Allah untuk kami semua yang merayakan tahun baru malam ini.

Yang tak ketinggalan kubawa saat bepergian adalah nasi bungkus untuk dhuafa ...., perlengkapan yang satu ini benar-benar urgent ..... hehehe.  Walau aku kecele, tak menemukan pengemis atau dhuafa selama perjalanan, akhirnya kuberikan ke  pedagang terompet dan pedagang tahu petis yang sudah tua sekali.

Alhamdulillah perjalanan lancar banget sampai Batu, kami memarkir kendaraan di kampung, lalu jalan kaki ke alun-alun .... baru kulihat betapa macetnya, makin malam makin macet karena kendaraan makin numpuk ..... Orang-orang di alun-alun berdesakan, penuh sesak, mau keluar saja musti sabar jalan pelaan per centimeter rasanya.  Kota Batu yang dingin jadi gerah, tapi juga menambah romantisme kami berdua .... hmmmm.....jadi kayak pacaran aja, dia menggenggam tanganku seolah takut aku ilang .....

Alhamdulillah lagi, kami bisa meninggalkan alun-alun, kembali ke atas, maksudku kembali ke jalan kembar di depan jatim park 1, jalan apa yaaa, jalan imam bonjol kalau gak salah, di bawahnya ada jalan agus salim yang ada SMAN I Batu, ini sekolahku dulu, di belakang sekolahku  ada stadion .... nah disitu ada panggung musik. 

Ramai tentu saja, tapi justru keramaian inilah yang memberi kehangatan tersendiri. Semakin malam semakin ramai dan semakin banyak saja kendaraan parkir di sepanjang jalan. 

Malam ini rasanya seluruh dunia sepakat untuk bergembira, bulan bulat ditemani luncuran kembang api yang berpendar di udara .... Dari tempatku berdiri bisa melihat kota di bawah, lalu naik ke daerah Punten Selecta yang berhiaskan lampu-lampu penduduk, seperti lembah dan gunung yang berhiaskan bintang kejora.  Bila aku berbalik, maka akan tampak siluet gunung panderman yang berdiri gagah.

Perjalanan pulangnya juga lancar, alhamdulillah banget gak merasakan macet sama sekali.

" Mas, terimakasih ya sudah mengajakku melihat kembang api", kataku padanya.
" Hmmm, kamu bahagia?", katanya sambil membelai pipiku, lalu ......... hihihi ..... sensor!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar