Senin, 07 Januari 2013

Mengapa Pertolongan Allah Tak Kunjung Datang?

 Ada yang bertanya padaku kalimat seperti judulku di atas.

 Rasa-rasanya aku sering menulis soal ini, dilengkapi cerita-cerita yang benar-benar kualami atau yang dialami sahabat-sahabatku yang sudah mengijinkan aku menceritakan kisahnya.  Bisa dibuka-buka lagi di tulisan-tulisanku yang lalu.  Kali ini aku ingin menambahkan saja sedikit tapi penting.

Begini sahabat.
Kalau kita ingin Allah menolong kita, maka jadikanlah Allah sebagai penolong.   Hmmm ..... dengan kata lain, pertolongan Allah nggak datang-datang karena kita tidak menjadikan Allah sebagai penolong. Bingung ya? Bukankah setiap hari siang malam tak henti-hentinya  mohon pertolongan Allah, kok mbak Indah bilang tidak menjadikan Allah sebagai penolong?

Maksudku teman, sementara tiap hari kita berdoa memohon kepada Allah akan pertolonganNya, tapi hati kita berharapnya pada makhluk.  Yang kumaksud makhluk itu adalah segala sesuatu selain Allah, ya logika kita, ya materi, kebun, bisnis, gaji, ya saudara dan orang-orang di sekeliling kita .....dll dll.

Banyak sekali orang terjebak dalam logika, lalu berpanjang angan-angan dengan jurus "seandainya".

 Nih contohnya : "Seandainya rumahku laku, sebagian untuk menutup hutang, sisanya untuk beli rumah lagi yang lebih sederhana.  Biarlah tinggal di rumah sederhana dan di pinggiran kota, yang penting hidup tidak dikejar-kejar hutang".

 Pernah menggunakan 'jurus seandainya' ? Hmmm .... ini namanya berharapnya pada makhluk, bila berharapnya pada Allah, tidak ada kata seandainya, karena yakin bahwa jawaban Allah atas doa-doa kita akan lebih indah dari yang kita bayangkan atau kita impikan.

Kalau kita menjadikan Allah sebagai penolong, berharapnya ya murni pada Allah thok ..... Kalau ada usaha yang musti kita lakukan, ya lakukan saja, tapi hati kita berharapnya murni pada Allah, bisa jadi penyelesaiannya bukan pada apa yang kita rencanakan dan kita  usahakan.  Dan yang membuat rencana kita mewujud 'kan juga Allah, jadi semua musti kita kembalikan ke Allah.

Walau kedengarannya sama saja, sama-sama melakukan usaha, tapi orang yang berharapnya kepada Allah, tak  punya rasa khawatir  sama sekali dan tidak berpanjang angan-angan.  Yakin akan kepemimpinan dan pertolongan Allah, terserah Allah mau menyelesaikan masalah kita dengan cara bagaimana.

Orang yang masih sering disergap rasa khawatir dan tidak sabar, banyak mengeluarkan jurus 'seandainya ......' , dia masih perlu mengupgrade keimanannya dan jadikanlah Allah sebagai penolong dengan sepenuh hati kita, sepenuh keyakinan kita.

Kadangkala pula, kita memang seperti berada di ujung jalan buntu, sementara anjing menggonggong mengejar kita ..... tak ada lagi yang bisa dilakukan, bisanya cuma berpasrah dan bersabar, memohon keajaibanNya.  Ingatlah bahwa pertolongan Allah dekat.

QS. Al-Baqarah [2] : ayat 214

[2:214] Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar