Sabtu kemarin Alni aku ajak mudik ke Ngawi, dan seperti biasanya dia suka bertanya ini itu.
"Ini nyampai mana sih pak ?", tanyanya.
"Pujon sayang".
Mobil terus melaju dan tak lama kemudian dia nanya lagi :" Ini nyampek mana?".
"Masih Pujon sayang".
"Oh, Pujonnya ada dua ya".
"Bukan itu maksudnya, Pujon itu satu tapi luas", jawabku.
"Kalau Bandung ada berapa?", tanyanya centil.
"Ya satu lah", jawabku.
"Salah ! Ada dua, Bandung tempatnya mas Aden, sama Bandung stail", katanya lucu. Kami tertawa berderai, yang disebutnya 'Bandung style' itu adalah toko pakaian jadi tak jauh dari butikku.
"Oh, ada tiga yang bener, sama Gandung", katanya lagi, kembali kami dibuat tertawa olehnya.
"Oh, itu kan mas Gandung, suaminya mbak Zeli", kata eyang Virien yang ikut serta bersama kami.
"Hihihi .....", Alnipun tertawa menunjukkan giginya yang habis.
"Ini nyampai mana sih pak ?", tanyanya.
"Pujon sayang".
Mobil terus melaju dan tak lama kemudian dia nanya lagi :" Ini nyampek mana?".
"Masih Pujon sayang".
"Oh, Pujonnya ada dua ya".
"Bukan itu maksudnya, Pujon itu satu tapi luas", jawabku.
"Kalau Bandung ada berapa?", tanyanya centil.
"Ya satu lah", jawabku.
"Salah ! Ada dua, Bandung tempatnya mas Aden, sama Bandung stail", katanya lucu. Kami tertawa berderai, yang disebutnya 'Bandung style' itu adalah toko pakaian jadi tak jauh dari butikku.
"Oh, ada tiga yang bener, sama Gandung", katanya lagi, kembali kami dibuat tertawa olehnya.
"Oh, itu kan mas Gandung, suaminya mbak Zeli", kata eyang Virien yang ikut serta bersama kami.
"Hihihi .....", Alnipun tertawa menunjukkan giginya yang habis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar