Minggu, 10 Februari 2013

Dosa Perbuatan, Dosa Pemikiran, Dosa Perasaan

Aku pernah menulis, bahwa istighfar bisa mendatangkan keberlimpahan.  Ini memang aku dapat dari mempelajari surat Nuh.  Nah, salah seorang pembacaku bertanya, dia sudah beristighfar banyak-banyak, tapi kok kehidupannya secara ekonomi masih terasa sulit, masih jauh dari yang namanya keberlimpahan ...... Dimana letak kesalahannya?

Ya pasti bukan al qur'an yang salah, bukan pula Allah yang salah, ya kita ini yang memahami ajaranNya yang kurang benar, kurang komplit atau malah salah sama sekali.

Istighfar itu maksudnya memohon ampunan kepada Allah dan tidak lagi kembali berbuat dosa. Jadi kita perlu mengenali dosa-dosa kita, agar kita tidak kembali berbuat dosa yang sama.  Bukan sekedar membaca istighfar di lidah ribuan kali.

Banyak orang yang berbuat dosa tapi tidak menyadari bahwa perbuatannya itu dosa.  Hal ini terjadi karena banyak orang melihat aturan agama dari kulitnya saja, tidak menyentuh esensinya.

Ada dosa perbuatan, ada dosa pemikiran dan dosa perasaan, ini klasifikasi dosa versi Indah.

Segala dosa, entah itu  dosa perbuatan, pemikiran dan perasaan, pasti  mendapat balasan yang seimbang .... sungguh !!!  Yaaah , sering mengalaminya sih.  Dan yang kubilang seimbang itu rasanya beraaaaat loh.

Dosa perasaan yang paling berat hukumannya itu adalah dosa musyrik dan dosa kafir  ..... jangan dulu merasa bebas dari kafir dan musyrik .... karena kafir dan musyrik bisa bersembunyi dengan jalan yang halus sekali dan begitu elegant melenggang lewat prasangka kita yang salah.

Contoh dosa kafir yang halus sekali pernah kualami.
Kan Indah bergerak di usaha garment, pada umumnya pengusaha garment beranggapan bahwa permintaan bisa tinggi sekali mendekati puasa dan hari raya, tapi setelah hari raya bakalan sepi sampai beberapa bulan.

Begitulah anggapan umum dan tak bisa kupungkiri, anggapan itu mempengaruhi aku juga, dan aku dilanda kecemasan begitu karyawan mulai masuk setelah hari raya.  Pikiran negatif sering muncul, bagaimana menyediakan stock pekerjaan untuk karyawan? bagaimana mengatasi kebutuhan hidup yang banyak bila sepi pesanan?

Tanpa kusadari aku sedang meragukan kemampuan Allah dalam mencukupi kebutuhan hamba-hambaNya.  Aku telah kafir (yang halus sekali) akan sifat Allah Ar Razaq, Maha Memberi Rizki.  Rizki dari Allah tak akan terhalang oleh apapun, siapapun, kapanpun, dimanapun ....

Prasangkaku padaNya telah dimentahkan olehNya.  Pernah kejadian setelah hari raya permintaan untuk produkku malah melonjak, dalam 2 bulan melimpah ruah, setelah  itu sepiiiii ..... Kurasakan sepinya usahaku adalah hukuman bagi dosa perasaan yang berupa prasangka yang salah.  Akupun beristighfar, memohon ampun atas segala prasangka dan rasa khawatir yang dulu melandaku.

Pengalaman itu telah menyadarkanku dan sekaligus memperkuat iman.  Sekarang aku bisa tenang saja menghadapi pasang surutnya usaha dan selalu berbaik sangka pada Allah.  Karena Allah sebenarnya bukan hendak menghancurkan kita dengan hal manis atau pahit, tapi Allah ingin kita lebih memahamiNya dan dekat denganNya.

Sudahkan ceritaku ini bisa menjawab pertanyaan : mengapa istighfar tak kunjung menjatuhkan keberlimpahan?  Hmm .......  ganti aku yang bertanya, sudahkan dosa-dosa di masa lalu yang meliputi dosa perbuatan, dosa pemikiran dan dosa perasaan ditobati semua?

Kita perlu memohon pertolongan Allah agar Allah membuka dosa-dosa kita di masa lalu, kemudian dosa-dosa itu kita tobati satu persatu, dan tidak kita ulang lagi.  Kita juga perlu sebanyak mungkin berbuat kebaikan, karena perbuatan baik bisa menutup perbuatan dosa.  Dan kita juga perlu sabar dan ikhlas menjalani kanyataan pahit, bisa jadi ini adalah salah satu alat Allah untuk membantu membersihkan dosa-dosa kita.

Penting juga aku sampaikan, jangan menjadikan keberlimpahan sebagai tujuan ibadah kita, karena  Allah jauh  lebih menarik.dan lebih pantas menjadi tujuan hidup kita.  Maka apapun yang kita lakukan, baik beribadah, bekerja, beristighfar .... persembahkan semua itu untuk Allah, untuk memperoleh keridhaan dan karuniaNya.

Keberlimpahan dalam hidup itu bukan ukuran kasih Allah pada manusia.  Ukuran keberlimpahan tiap orang juga berbeda, bisa jadi orang yang punya rumah mewah dan mobil mewah berderet, dia masih merasa kurang dan tidak bahagia dalam hidupnya.  Bisa jadi orang yang tinggal di gubug reyot dengan parabotan seadanya, dia merasa kaya raya karena bisa makan tiap hari.

Ikhlaslah dengan pemberianNya, pandai-pandailah melihat nikmat karuniaNya dan bersyukurlah.  Allah jauh lebih menarik dibandingkan keberlimpahan model apapun .... .... setuju? yang setuju ngacung !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar