Banyak peristiwa terjadi dalam kehidupan ini setiap hari, kadang peristiwanya begitu mengguncang hingga setiap detiknya bisa merubah perasaan dari putih menjadi kelabu, dari merah menjadi hitam ..... Beberapa sahabatku malah mengalami cobaan 'berlapis' ..... hmmm .... ada yang mengalami masalah serius di kantor barengan dengan masalah kesehatan, ada yang mengalami guncangan dalam rumah tangga barengan dengan cobaan finansial yang parah.
Rasanya aku ingin peluk mereka dan kubisikkan betapa aku sayang padanya, tapi sayangku tak akan menyampaikannya pada jalan keluar, hanya kasih sayang Allah yang bisa.
Indah gak akan bosan-bosannya mengingatkan kalian, bahwa hidup ini bukanlah setumpuk masalah. Hidup ini adalah ikatan cinta antara kita dengan Allah. Apa yang terjadi dalam kehidupan ini cuma 'alat bukti' cintaNya. Hmmm ...... masih susah dimengerti ya kalimatku ini?
Sahabat, Allah sudah menetapkan bagi diriNya kasih sayang, jadi Allah berbuat karena kasih sayangNya. Hanya saja kasih sayang itu kadang tak mampu kita tangkap.
Bila kita bisa menangkap kasih sayangNya saat berada di tengah badai kehidupan, saat inilah masalah kita sudah terselesaikan 90 % nya, sedangkan 10% nya hanya soal waktu. Ini sudah kubuktikan berkali-kali.
Pertanyaannya adalah, bagaimana cara menangkap kasih sayang Allah ?
Jawabannya adalah : cintai takdirmu.
Duh, bagaimana dong caranya? mencintai takdir? kalau takdirnya jelek? mungkin ada pertanyaan seperti ini.
Perihal mencintai takdir, ini memang perasaan yang lebih dalam daripada ikhlas, tapi ikhlas dan rasa syukurlah yang akan mengantarkan kita mencintai ketentuanNya.
Jangan pernah berpikir bahwa takdir kita jelek, karena Allah memberikan takdirNya dengan cinta, maka terimalah takdirNya dengan cinta juga. Bila cinta diterima dengan cinta, hasilnya adalah keindahan. So romantic .... Pada akhirnya hubungan kita dengan Allah memang jadi dekat dan mesra.
Sebaliknya bila cinta diterima dengan penyesalan, keluhan, dan rasa tidak terima, hasilnya adalah kehancuran, minimal hancurnya perasaan, lebih parahnya hancurnya masa depan dan yang paling tragis adalah hancurnya iman. Jadi hati-hati memperlakukan takdirNya.
Baiklah, Indah akan becerita kisah nyata yang dialami salah seorang karyawanku.
Karyawanku ini biasa berangkat kerja bareng suaminya. Nah, suatu pagi, sepeda motornya ngadat, si suami mengomel sambil menendang sepeda tidak bersalah itu.
"Ikhlas saja lah mas", katanya berusaha menenangkan suaminya.
"Ya bakalan telat nih", kata sang suami sambil memperbaiki sepedanya.
Akhirnya sepeda itu bisa jalan. Dalam perjalanan ke tempat kerja, meretka berpapasan dengan kecelakaan beruntun, yang menurut perkiraan karyawanku ini, mereka bakalan ikut jadi korban bila saja sepedanya tidak mogok.
"Bunda, akhirnya suamiku mengerti pentingnya ikhlas dan besyukur", katanya padaku sambil tersenyum bahagia.
Indah bukan bila kita bisa menyadari bahwa seluruh rancangan kehidupan ini adalah bukti cintaNya ? yang kita terima dengan rasa cinta pula.
Pahit atau manisnya kejadian dalam hidup ini hanya ilusi, jangan terjebak dalam tipuannya.
Bahasan kita kali ini memang halus sekali, bila ada yang kurang jelas, silahkan bertanya, sampaikan saja lewat inbox di fbku, semoga Allah menuntun kita dalam kebenaran versiNya.
Rasanya aku ingin peluk mereka dan kubisikkan betapa aku sayang padanya, tapi sayangku tak akan menyampaikannya pada jalan keluar, hanya kasih sayang Allah yang bisa.
Indah gak akan bosan-bosannya mengingatkan kalian, bahwa hidup ini bukanlah setumpuk masalah. Hidup ini adalah ikatan cinta antara kita dengan Allah. Apa yang terjadi dalam kehidupan ini cuma 'alat bukti' cintaNya. Hmmm ...... masih susah dimengerti ya kalimatku ini?
Sahabat, Allah sudah menetapkan bagi diriNya kasih sayang, jadi Allah berbuat karena kasih sayangNya. Hanya saja kasih sayang itu kadang tak mampu kita tangkap.
Bila kita bisa menangkap kasih sayangNya saat berada di tengah badai kehidupan, saat inilah masalah kita sudah terselesaikan 90 % nya, sedangkan 10% nya hanya soal waktu. Ini sudah kubuktikan berkali-kali.
Pertanyaannya adalah, bagaimana cara menangkap kasih sayang Allah ?
Jawabannya adalah : cintai takdirmu.
Duh, bagaimana dong caranya? mencintai takdir? kalau takdirnya jelek? mungkin ada pertanyaan seperti ini.
Perihal mencintai takdir, ini memang perasaan yang lebih dalam daripada ikhlas, tapi ikhlas dan rasa syukurlah yang akan mengantarkan kita mencintai ketentuanNya.
Jangan pernah berpikir bahwa takdir kita jelek, karena Allah memberikan takdirNya dengan cinta, maka terimalah takdirNya dengan cinta juga. Bila cinta diterima dengan cinta, hasilnya adalah keindahan. So romantic .... Pada akhirnya hubungan kita dengan Allah memang jadi dekat dan mesra.
Sebaliknya bila cinta diterima dengan penyesalan, keluhan, dan rasa tidak terima, hasilnya adalah kehancuran, minimal hancurnya perasaan, lebih parahnya hancurnya masa depan dan yang paling tragis adalah hancurnya iman. Jadi hati-hati memperlakukan takdirNya.
Baiklah, Indah akan becerita kisah nyata yang dialami salah seorang karyawanku.
Karyawanku ini biasa berangkat kerja bareng suaminya. Nah, suatu pagi, sepeda motornya ngadat, si suami mengomel sambil menendang sepeda tidak bersalah itu.
"Ikhlas saja lah mas", katanya berusaha menenangkan suaminya.
"Ya bakalan telat nih", kata sang suami sambil memperbaiki sepedanya.
Akhirnya sepeda itu bisa jalan. Dalam perjalanan ke tempat kerja, meretka berpapasan dengan kecelakaan beruntun, yang menurut perkiraan karyawanku ini, mereka bakalan ikut jadi korban bila saja sepedanya tidak mogok.
"Bunda, akhirnya suamiku mengerti pentingnya ikhlas dan besyukur", katanya padaku sambil tersenyum bahagia.
Indah bukan bila kita bisa menyadari bahwa seluruh rancangan kehidupan ini adalah bukti cintaNya ? yang kita terima dengan rasa cinta pula.
Pahit atau manisnya kejadian dalam hidup ini hanya ilusi, jangan terjebak dalam tipuannya.
Bahasan kita kali ini memang halus sekali, bila ada yang kurang jelas, silahkan bertanya, sampaikan saja lewat inbox di fbku, semoga Allah menuntun kita dalam kebenaran versiNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar