Apa yang kita tangisi di masa lalu, bisa menjadi hal yang amat kita syukuri di masa depan. Itulah yang terjadi padaku saat aku merasa kalah di masa lalu, tapi jadi merasa menang sekarang, bahkan amat bersyukur karena dulu kalah.
Ya ceritanya Indah kan langganan jadi nara sumber untuk kegiatan pelatihan dari beberapa instansi di propinsi Jawa Timur. Suatu hari di instansi X, posisiku digantikan oleh orang lain yang gak pas banget menjadi nara sumber, ini bukan hanya berdasarkan penilaianku saja, tapi juga penilaian orang-orang di instansi itu, hanya saja si nara sumber baru ini didukung oleh pucuk pimpinan yang baru. Sakit hati bukan main !!! Perasaan bergejolak antara kecewa, iri dan cemburu. Tapi tidak bisa berbuat apa-apa, karena mereka lebih berwenang memilih nara sumber.
Bukan hanya aku yang mengalaminya sih, beberapa temanku juga diganti, dan reaksi mereka sama sepertiku, sakit hati karena penggantinya nggak banget.
Karena aku tidak bisa mengatasi hawa panas di dadaku, akupun bermeditasi, mohon petunjuk Allah agar hatiku bisa menerima dengan ikhlas kejadian ini. Bagaimanapun juga, ada Allah dibalik semua ini. Alhamdulillah, setelah bermeditasi hatiku bisa sejuk karena Allah menurunkan petunjukNya.
Petunjuk Allah kalau diterjemahkan begini : Kejadian ini adalah bentuk perlindungan Allah kepada diriku.
Perlindungan apa? itu gak dijelaskan, dan aku terus saja penasaran, Allah melindungiku dari apa ?
Setelah berbulan-bulan kemudian, secara gak sengaja aku menemukan jawabannya.
Aku bertemu dengan salah seorang temanku di acara temu bisnis, temanku ini salah seorang instruktur yang masih dipakai instansi X.
"Kacau deh sekarang pelatihannya, mana instrukturnya gak bermutu lagi, masak anak masih belajaran disuruh jadi instruktur. Sudah gitu ada kasus korupsi lagi, malah ada yang sudah diciduk ", kata mbak W, temanku itu.
"Honornya sekarang juga kecil, pengganti biaya alat dan bahannya juga kecil ", kata mbak W sambil menyebut angka yang bikin aku membelalakkan mata, huuuu .... kecil banget ! Ya biarpun yang dicari bukan besar kecilnya honor, tapi yang bikin aku bertanya-tanya ..... ini kecilnya memang kecil atau karena 'disunat'.
Menjadi jelas sekarang akan petunjuk yang kuterima saat itu bahwa kejadian ini adalah perlindungan Allah padaku. Allah sedang melindungiku dari terlibat dalam proyek yang korup. Perasaanku rasa merdeka, Alhamdulillah.
Aku memulai 'karier' sebagai nara sumber sejak 3 tahunan yang lalu, sejak pemerintah menilaiku sebagai pengusaha yang patut dibanggakan di propinsi Jawa Timur, juga di tingkat nasional, kan pernah menerima UMKM Award dari koran Sindo.
Pengalamanku selama menjadi nara sumber memang beragam. Saat pimpinan di instansi X itu seorang bapak yang jujur dan anti korupsi, sebut saja bapak Y, aku menerima honorku utuh hanya dipotong pajak, aku juga menerima pengganti biaya alat dan bahan pelatihan yang hanya dipotong biaya pinjam bendera (karena prosesnya melalui tender). Jadi aku membubuhkan tanda tangan di atas angka-angka yang aku terima utuh.
Kejujuran bapak Y juga tergambar dari penjelasan beliau bahwa kami tidak boleh memberi uang kepada orang-orang di kantornya.
Cukup lama aku menjadi patner instansi X dengan jadwal pelatihan yang padat, sampai kemudian bapak Y digantikan. Pernah sekali aku ikut dalam pelatihannya pengganti bapak Y , dan dengan santainya honor kami 'disunat' , dan kami membubuhkan tanda tangan di atas angka-angka yang lebih besar daripada yang kami terima.
Setelah sekali itu, posisiku lalu digantikan oleh orang lain yang aku ceritakan di depan, yang membuatku merasa kalah. Tapi sekarang aku merasa menang, karena Allah berfihak padaku, karena Allah telah menyelamatkan aku dengan caraNya.
Terimakasih Allah atas segala kasih dan perlindunganMu pada kami sekeluarga.
Ya ceritanya Indah kan langganan jadi nara sumber untuk kegiatan pelatihan dari beberapa instansi di propinsi Jawa Timur. Suatu hari di instansi X, posisiku digantikan oleh orang lain yang gak pas banget menjadi nara sumber, ini bukan hanya berdasarkan penilaianku saja, tapi juga penilaian orang-orang di instansi itu, hanya saja si nara sumber baru ini didukung oleh pucuk pimpinan yang baru. Sakit hati bukan main !!! Perasaan bergejolak antara kecewa, iri dan cemburu. Tapi tidak bisa berbuat apa-apa, karena mereka lebih berwenang memilih nara sumber.
Bukan hanya aku yang mengalaminya sih, beberapa temanku juga diganti, dan reaksi mereka sama sepertiku, sakit hati karena penggantinya nggak banget.
Karena aku tidak bisa mengatasi hawa panas di dadaku, akupun bermeditasi, mohon petunjuk Allah agar hatiku bisa menerima dengan ikhlas kejadian ini. Bagaimanapun juga, ada Allah dibalik semua ini. Alhamdulillah, setelah bermeditasi hatiku bisa sejuk karena Allah menurunkan petunjukNya.
Petunjuk Allah kalau diterjemahkan begini : Kejadian ini adalah bentuk perlindungan Allah kepada diriku.
Perlindungan apa? itu gak dijelaskan, dan aku terus saja penasaran, Allah melindungiku dari apa ?
Setelah berbulan-bulan kemudian, secara gak sengaja aku menemukan jawabannya.
Aku bertemu dengan salah seorang temanku di acara temu bisnis, temanku ini salah seorang instruktur yang masih dipakai instansi X.
"Kacau deh sekarang pelatihannya, mana instrukturnya gak bermutu lagi, masak anak masih belajaran disuruh jadi instruktur. Sudah gitu ada kasus korupsi lagi, malah ada yang sudah diciduk ", kata mbak W, temanku itu.
"Honornya sekarang juga kecil, pengganti biaya alat dan bahannya juga kecil ", kata mbak W sambil menyebut angka yang bikin aku membelalakkan mata, huuuu .... kecil banget ! Ya biarpun yang dicari bukan besar kecilnya honor, tapi yang bikin aku bertanya-tanya ..... ini kecilnya memang kecil atau karena 'disunat'.
Menjadi jelas sekarang akan petunjuk yang kuterima saat itu bahwa kejadian ini adalah perlindungan Allah padaku. Allah sedang melindungiku dari terlibat dalam proyek yang korup. Perasaanku rasa merdeka, Alhamdulillah.
Aku memulai 'karier' sebagai nara sumber sejak 3 tahunan yang lalu, sejak pemerintah menilaiku sebagai pengusaha yang patut dibanggakan di propinsi Jawa Timur, juga di tingkat nasional, kan pernah menerima UMKM Award dari koran Sindo.
Pengalamanku selama menjadi nara sumber memang beragam. Saat pimpinan di instansi X itu seorang bapak yang jujur dan anti korupsi, sebut saja bapak Y, aku menerima honorku utuh hanya dipotong pajak, aku juga menerima pengganti biaya alat dan bahan pelatihan yang hanya dipotong biaya pinjam bendera (karena prosesnya melalui tender). Jadi aku membubuhkan tanda tangan di atas angka-angka yang aku terima utuh.
Kejujuran bapak Y juga tergambar dari penjelasan beliau bahwa kami tidak boleh memberi uang kepada orang-orang di kantornya.
Cukup lama aku menjadi patner instansi X dengan jadwal pelatihan yang padat, sampai kemudian bapak Y digantikan. Pernah sekali aku ikut dalam pelatihannya pengganti bapak Y , dan dengan santainya honor kami 'disunat' , dan kami membubuhkan tanda tangan di atas angka-angka yang lebih besar daripada yang kami terima.
Setelah sekali itu, posisiku lalu digantikan oleh orang lain yang aku ceritakan di depan, yang membuatku merasa kalah. Tapi sekarang aku merasa menang, karena Allah berfihak padaku, karena Allah telah menyelamatkan aku dengan caraNya.
Terimakasih Allah atas segala kasih dan perlindunganMu pada kami sekeluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar